Perpustakaan ini memang terbilang nyaman dan bisa bikin betah anak-anak. Interior ruangannya bernuansa hutan. Ada mural gajah dan jerapah.
Sedangkan rak-rak bukunya berbentuk sapi, kerbau, dan rusa. Koleksi bukunya spesifik hanya untuk ibu dan anak. Ada 2000-an koleksi buku dengan tema beragam.
Perpustakaan dilengkapi pula dengan pojok bermain, prosotan, trampolin, panjat tebing mini menuju rumah-rumahan yang dipenuhi boneka berbagai ukuran. Bagi ibu-ibu yang membawa bayi, tersedia ruang laktasi.
Perpustakaan dilengkapi akses wifi gratis. Ada POCADI (Pojok Baca Digital) bantuan dari Perpusnas RI. POCADI ini sudah ada di 10 lokasi di Sulsel. Di ruang outdoor, ada ayunan dan seluncuran yang leluasa dimainkan anak-anak. Ada ruang edukasi di belakang, bisa dimanfaatkan untuk diskusi dan kegiatan kreatif.
Baca Juga:Polemik Sinetron Suara Hati Istri, Kak Seto Beri Kritik Tajam: Sangat Berbahaya
"Perpustakaan itu bukan hanya untuk membaca tapi sudah berbasis inklusi sosial. Bisa untuk berdiskusi atau praktik membuat kuliner dari buku bacaan yang ada di sini," jelas Abd Hadi.
Feby Primajanti menambahkan, pengembngan perpustakaan itu butuh dukungan mitra dan jaringan. Diakui, pihaknya mendapat bantuan dari beberapa stakeholder, seperti dari perbankan yang ikut mendorong peningkatan minat baca melalui penyediaan fasilitas perpustakaan yang baik.
Dian Friani, mengaku kunjungan mereka yang pertama ini sangat bermanfaat karena bisa menambah wawasan. Begitupun dengan Bunda Rahmat yang berharap ada bimbingan dari Perpustakaan Ibu dan Anak bagi mereka yang masih baru di dunia literasi.
Kunjungan ini semakin lengkap karena mereka mendapat materi parenting dari Sitti Murdiana, psikolog dan dosen Fakultas Psikologi UNM. Murdiana mengajak Bunda Pustaka membiasakan diri menulis untuk kegiatan literasi dan terapi.