Hamas Temukan Titik Lemah Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Perang tentara Israel dengan Hamas Palestina memperlihatkan kemampuan sistem pertahanan dan senjata

Muhammad Yunus
Rabu, 19 Mei 2021 | 14:18 WIB
Hamas Temukan Titik Lemah Sistem Pertahanan Iron Dome Israel
Penampakan ledakan akibat roket yang ditembakan oleh pasukan Israel ke Jalur Gaza pada Senin (10/5/2021) waktu setempat. Sedikitnya 20 orang tewas termasuk 9 anak-anak dan puluhan lainnya terluka akibat serangan tersebut. (Foto: AFP)

SuaraSulsel.id - Perang tentara Israel dengan Hamas Palestina memperlihatkan kemampuan sistem pertahanan dan senjata. Serangan rudal Hamas ke Israel masih bisa dihalau oleh Iron Dome Israel.

Iron Dome Israel disebut salah satu sistem pertahanan tercanggih di dunia saat ini. Sistem pertahanan udara yang berbasis di darat dan berfungsi menghalau serangan roket dan artileri jarak dekat.

Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com, Iron Dome Israel bukan tanpa kelemahan. Terbaru misalnya, Iron Dome sempat kewalahan menghalau serbuan roket Hamas.

Beberapa roket Hamas bahkan menembus sistem persenjataan itu dan akhirnya masuk dan merusak sejumlah bangunan di Israel, serta menyebabkan korban.

Baca Juga:Ada Iran Di Balik Serbuan Roket Hamas ke Israel

Melansir Forbes, Iron Dome hanya mampu mengatasi roket dalam jumlah tertentu. Jika jumlah ini terlampaui, roket yang lain akan masuk.

Baru-baru ini misalnya, Hamas tampak sengaja membanjiri sistem dengan lebih banyak roket daripada sebelumnya. Pada 12 Mei 2020, IDF mengklaim bahwa 850 roket Hamas telah ditembakkan sejak dimulainya eskalasi terbaru.

Selain itu, pasokan rudal Tamir terbatas dan harganya mahal. Sedangkan Hamas dilaporkan telah menimbun ribuan rudal Qassam dan senjata lainnya. Terkadang, Iron Dome meluncurkan dua rudal melawan satu roket untuk memastikan intersepsi.

Tamir adalah rudal seberat 200 pon yang memiliki jangkauan hingga 40 kilometer. Satu buah rudal Tamir diperkirakan US$ 20 ribu atau sekitar Rp 285 juta hingga US$ 100 ribu atau Rp 1,4 miliar (kurs Rp 14.284).

Sedangkan Qassam adalah roket buatan Hamas. Roket itu diproduksi secara lokal, komponen utamanya adalah bodi, yang merupakan pipa panjang baja atau aluminium dengan sirip dilas di atasnya.

Baca Juga:Saat Negara Arab Diam, Iran Bantu Uang, Intelijen, dan Senjata ke Gaza

Qassam hanya memiliki jangkauan dua mil dan harganya hanya beberapa ratus dolar. Qassam umumnya ditembakkan dalam salvos. Mereka sangat tidak akurat dan hanya dapat ditembakkan ke arah target secara umum.

Mortir dengan waktu terbang yang terlalu pendek untuk ditarget juga menjadi salah satu kelemahan Iron Dome.

Pada 2014, Iron Dome juga kewalahan ketika Hamas berusaha membanjiri Iron Dome dengan peluncuran rudal yang terkoordinasi, dan meminta sekutu untuk menembakkan roket dari Lebanon, Suriah, dan Sinai. Memaksa Iron Dome untuk menutupi area yang lebih luas.

Ke depan, Hamas diprediksi terus mengembangkan strategi mitigasi, termasuk menurunkan lintasan balistik dan meningkatkan presisi.

Iron Dome juga mungkin tidak siap jika melawan musuh dari negara lain, misalnya Korea Utara yang mampu menembakkan 500.000 peluru per jam selama beberapa jam, atau menembakkan puluhan ribu peluru per hari dalam waktu yang lama.

Laju tembakan ini akan dengan mudah membanjiri Iron Dome, yang saat ini sedang diandalkan Israel.

Selain itu, senjata kimia Korea Utara menciptakan ancaman yang jauh lebih sulit untuk dilawan melalui intersepsi yang dilakukan melalui udara daripada bahan peledak konvensional yang dirancang untuk diatasi oleh Iron Dome.

Iron Dome juga pada awalnya tidak dirancang untuk memberikan pertahanan yang luas terhadap pusat populasi sipil, melainkan dirancang untuk memberikan pertahanan yang ditargetkan untuk instalasi militer bernilai tinggi tertentu dan infrastruktur penting.

Ancaman yang relatif kecil dari roket Hamas memungkinkan Iron Dome untuk digunakan sebagai pertahanan area luas, tetapi mungkin tidak dapat dilakukan terhadap ancaman masa depan yang lebih canggih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini