Plt Gubernur Sulsel : Sanusi Baco Ajarkan Cara Jadi Pemimpin Jujur

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan, KH Sanusi Baco meninggal dunia

Muhammad Yunus
Sabtu, 15 Mei 2021 | 21:09 WIB
Plt Gubernur Sulsel : Sanusi Baco Ajarkan Cara Jadi Pemimpin Jujur
Andi Sudirman Sulaiman minta doa Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan KH Sanusi Baco, Senin 1 Maret 2021 / [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, KH Sanusi Baco meninggal dunia, Sabtu, 15 Mei 2021. Sanusi sebelumnya sempat dirawat di kediamannya sebelum dilarikan ke RS Primaya Makassar.

Tokoh agama Sulsel ini meninggal di usia 84 tahun. Ia meninggal karena sakit kolik Abdomen. Sekadar diketahui, penyakit ini adalah nyeri hebat pada perut yang sifatnya hilang timbul.

Semasa hidupnya, beliau merupakan sosok ulama yang kharismatik.

Bagaimana perjalanan hidupnya? Sanusi lahir di Maros pada 4 April 1937 silam. Ibunya meninggal dunia saat usianya masih belasan tahun.

Baca Juga:Begini Penderitaan Hidup KH Sanusi Baco Sampai Menjadi Ulama

Sepeninggal ibunya membuat Sanusi harus bekerja keras. Ia ingin sekolah setinggi mungkin untuk mengangkat derajat keluarga.

Sanusi kemudian berangkat ke Makassar. Ia sejak kecil ingin menjadi santri .

Sanusi kemudian mendaftar di Pesantren DDI Galesong Baru. Pesantren itu milik Anre Gurutta H Abdurrahman Matammeng, salah satu ulama Sulsel kala itu.

Aktivitas dipondokan membuatnya ditempa. Ia kerap kali disuruh memungut serbuk gergaji yang digunakan untuk memasak. Sanusi juga disuruh berjualan bambu.

Demi menambah pundi-pundi untuk bersekolah, Sanusi juga rajin membantu sang paman, seorang penjahit. Ia menyetrika puluhan pakaian setiap harinya menggunakan setrika arang.

Baca Juga:Sebelum Meninggal Dunia, KH Sanusi Baco Mengalami Sakit Ini

Lalu, kemudian pada tahun 1950, ia pindah ke pesantren DDI Mangkoso. Di sinilah gurutta AGH. Sanusi Baco belajar banyak hal.

Selain mengaji kitab kuning pada, ia juga mulai belajar berorganisasi. Hingga akhirnya, ia mendapat amanah sebagai salah satu Rais Syuriah PBNU, Ketua MUI Susel, Pengurus PB. DDI, dan Pendiri Pesantren Nahdlatul Ulum, Maros.

Selama bulan ramadhan 1422H, beliau disebut tak pernah absen memimpin salat tarwih di Masjid Al Markaz.

Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman juga sempat menjenguknya pada 14 Mei 2021. Saat itu, kondisinya sudah diopname di kediamannya.

Sudirman mengaku sangat berduka. Ia kehilangan sosok tokoh yang mengajarkan banyak hal selama ini.

"Beliau mengajarkan banyak hal bagaimana menjadi pemimpin, jujur dan rendah hati. Mohon doanya dari warga Sulsel untuk Almarhum," ungkapnya.

Selamat jalan, sosok ulama kharismatik. Sosok yang sangat totalitas hidup berdakwah.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

REKOMENDASI

News

Terkini