SuaraSulsel.id - Guswanto Deputi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menjelaskan, dampak tidak langsung Siklon Tropis Surigae adalah kecepatan angin di utara Sulawesi dan sekitarnya. Diperkirakan akan terus meningkat secara bertahap hingga puncaknya pada 18 April 2021.
Begitu juga dengan hujan akan mengguyur dengan intensitas ringan hingga sedang. Dan berpotensi hujan lebat untuk sepekan ke depan. Sebagai akibat dampak tidak langsung wilayah yang berdekatan dengan posisi siklon tropis.
“Sedangkan tinggi gelombang laut akan mengalami peningkatan hingga puncaknya pada 18 April 2021. Gelombang ini bahkan dapat mencapai kategori sangat tinggi (4,0 – 6,0 m) di wilayah Perairan Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud, serta Laut Maluku bagian utara,” paparnya.
Mengutip BeritaManado.com -- jaringan Suara.com, Guswanto menuturkan, saat ini BMKG (TCWC Jakarta) terus memantau perkembangan Siklon Tropis Surigae tersebut.
Baca Juga:Topan Surigae Bergerak Jauhi Indonesia
BMKG mengungkapkan saat ini Bibit Siklon Tropis di Utara Papua telah berkembang menjadi Siklon Tropis Surigae yang bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina.
Penamaan siklon atau badai tropis Surigae ini dilakukan oleh Japan Meteorogical Agency (JMA), termasuk analisis dan pergerakannya. Sebelumnya bibit siklon ini bernama 94W.
“Akibatnya, saat ini terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah Utara Sulawesi dan sekitarnya berkisar 8 – 20 knot,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Dwikorita mengatakan, siklon atau Badai Tropis ini diperkirakan akan berkembang menjadi Badai Tropis Kuat (STS) dan bahkan Typhoon (TY) pada tanggal 16 April 2021.
Kepada masyarakat, Dwikorita mengimbau untuk waspada dan tetap berhati-hati dengan potensi angin kencang, hujan lebat, dan dampak lanjutannya seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Baca Juga:Cegah Mudik Lebaran, Pemprov Sulsel Gandeng TNI Polri Jaga Perbatasan