Sulawesi Selatan Masih Impor Gula, Ini Penyebabnya

Produksi gula di Sulawesi Selatan ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sulsel terpaksa harus impor.

Muhammad Yunus
Selasa, 23 Maret 2021 | 13:02 WIB
Sulawesi Selatan Masih Impor Gula, Ini Penyebabnya
Pabrik gula Camming Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan / [SuaraSulsel.id / istimewa]

SuaraSulsel.id - Produksi gula di Sulawesi Selatan ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sulsel terpaksa harus impor.

Chief Executive Officer PTPN XIV Ryanto Wisnuardhy mengatakan rendahnya produksi gula disebabkan beberapa faktor. Salah satunya minimnya lahan perkebunan untuk tebu.

"Kebutuhan gula belum mampu terpenuhi. Produksi kita belum bisa sampai," kata Ryanto di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa, 23 Maret 2021.

Rata-rata kebutuhan gula masyarakat di Sulsel per tahunnya adalah 6,5 juta ton. Sementara yang bisa diproduksi tiga pabrik gula di Sulsel hanya 2,1 juta ton.

"Itu sudah diproduksi oleh swasta maupun BUMN. Agak ironi memang karena kita dulu pernah ekspor gula. Kini kita salah satu daerah pengimpor gula tertinggi," jelasnya.

Karena minimnya lahan tadi, lanjutnya, masyarakat lebih memilih untuk menanam komoditas lain. Belum lagi, biaya produksi yang terus naik 10 persen tiap tahun.

Menurutnya, ini butuh perhatian serius dari Pemda. Walaupun produksi gula di Sulsel dari tahun ke tahun sudah ditingkatkan.

PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) menargetkan produksi gula bisa mencapai 68-69 ribu ton dari total tahun ini. Pihaknya telah memperbaiki pabrik dan melakukan pengembangan lahan.

"Kami benar-benar kelola dengan baik, termasuk masalah pupuk," terangnya

Ia mengakui untuk memenuhi kebutuhan akan produksi gula di Sulsel pihaknya harus mengimpor dari luar. Sulsel terpaksa ketergantungan gula impor.

"Selain mengimpor, yang harus dilakukan adalah penambahan lahan. Kami akan memperluas lahan kurang lebih 150 hektare. Target kami selama 4 tahun ke depan, produksi gula nasional yang akan dihasilkan oleh PTPN mencapai 2,2 juta ton. Paling tidak akan menekan impor," jelasnya.

Ryanto menyebutkan PTPN memiliki 11 ribu Hektare lahan, dan ada juga lahan rakyat sekitar 1.500 hektare. Untuk mencukupi kebutuhan, dibutuhkan tiga kali lipat dari yang ada, cuma permasalahannya pabrik juga terbatas.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini