Negara Ini Berencana Tutup 1.000 Sekolah Islam, Alasannya Begini

Rencana penutupan sekolah Islam atau madrasah mendapat kecaman

Muhammad Yunus
Senin, 15 Maret 2021 | 20:41 WIB
Negara Ini Berencana Tutup 1.000 Sekolah Islam, Alasannya Begini
Ilustrasi perempuan muslim jilbab (Unsplash)

SuaraSulsel.id - Rencana Sri Langka melarang penggunaan burka atau penutup wajah bagi perempuan muslim serta berencana menutup lebih seribu sekolah islam dikecam.

Seorang pemimpin senior Dewan Muslim Sri Lanka mengecam rencana tersebut.

Alasan pemerintah akan menutup lebih dari 1.000 madarasah adalah keamanan nasional. sekolah-sekolah itu disebut tidak terdaftar di otorita berwenang setempat dan tidak mengikuti kebijakan pendidikan nasional.

Menteri Keamanan Publik Sarath Weerasekara mengatakan telah menandatangani dokumen untuk mendapatkan persetujuan dari kabinet menteri guna melarang burka.

Baca Juga:Pasangan Beda Agama Cemas Setelah Muncul Peraturan Baru di India

Semacam kain panjang yang menutupi seluruh tubuh dan wajah yang dikenakan sebagian perempuan Muslim.

“Burka memiliki dampak langsung pada keamanan nasional,” ujar Weerasekara dalam upacara di sebuah kuil Budha, tanpa mengelaborasi hal itu lebih jauh.

“Dulu kita memiliki banyak sekali teman Muslim, tetapi perempuan dan anak-anak perempuan ketika itu tidak pernah mengenakan burka,” ujar Weerasekara.

“Ini merupakan isyarat ekstremisme beragama yang baru-baru ini masuk. Kami tentu saja akan melarangnya,” tegasnya.

Tetapi Wakil Presiden Dewan Muslim Sri Lanka, Hilmy Ahamed, menyebut hal itu sebagai ancaman terhadap hak setiap warga negara.

Baca Juga:Siswi SMK Non Muslim yang Dipaksa Pakai Hijab, Dibully dan Dijauhi Pendeta

“Setiap orang kini terpaksa mengenakan masker dan cadar, itu saja. Jadi ini merupakan hak-hak perempuan jika mereka memilih menutup wajah. Jika pemerintah dapat memberlakukan pemakaian masker wajah, mengapa perempuan tidak dapat memilih menutupi wajah jika mereka merasa itu merupakan hak mereka,” ujarnya pada Associated Press.

Mengenakan burka sempat dilarang sementara pada tahun 2019 setelah serangan bom terhadap gereja dan hotel-hotel di Sri Lanka pasca Paskah, yang menewaskan lebih dari 260 orang.

Dua kelompok muslim lokal yang telah berjanji setia pada kelompok ISIS dituding sebagai pelaku serangan di enam lokasi itu, yaitu di dua gereja Katholik Roma, satu gereja Protestan dan tiga hotel ternama.

Weerasekara mengatakan pemerintahnya juga akan menutup lebih dari 1.000 madrasah, dengan mengatakan sekolah-sekolah itu tidak terdaftar di otorita berwenang setempat dan tidak mengikuti kebijakan pendidikan nasional.

Keputusan untuk melarang burka dan menutup madrasah itu merupakan langkah terbaru yang menimbulkan dampak pada kelompok minoritas muslim di Sri Lanka.

Warga muslim di Sri Lanka mencapai sekitar 9 persen dari 22 juta total penduduk, di mana warga Budha mencapai lebih dari 70 persen.

Etnis minoritas Tamil, yang sebagian besar beragama Hindu, mencapai 15 persen dari total populasi. (VOA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini