Negara bekas koloni Spanyol itu sudah dipimpin Obiang, pemimpin terlama di Afrika, sejak 1979. Melalui kudeta militer berdarah. Kudeta itu juga menggulingkan pamannya, yang kemudian dieksekusi.
Kalangan pengkritik menyoroti keadaan bahwa Obiang dan keluarganya menikmati kekayaan mewah sementara mayoritas penduduk hidup dalam kemiskinan.
"Kami dengan keprihatinan mengikuti perkembangan di Guinea-Ekuatorial pascaledakan di kota Bata," kata Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya di Twitter.
Kedutaan Besar Spanyol di Malabo meminta para warga negara Spanyol agar tinggal di rumah mereka. (Antara)
Baca Juga:DPR Pastikan Tak Ada Pangkalan Militer Asing di RI