Mata-mata China yang Ditangkap Nelayan Disebut Beroperasi Sejak 2017

UUV yang ditemukan berlabel Shenyang Institute of Automation Chinese Academic of Sciences merupakan platform khusus mendeteksi kapal selam

Muhammad Yunus
Senin, 04 Januari 2021 | 13:23 WIB
Mata-mata China yang Ditangkap Nelayan Disebut Beroperasi Sejak 2017
Saehuddin, nelayan asal Desa Majapahit, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar menemukan benda asing. Menyerupai rudal. / [Foto: Istimewa]

"USSV ini jauh lebih berbahaya daripada UUV. Pemerintah Indonesia harus segera menetapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi penemuan UUV di perairan Indonesia," tegasnya.

Drone Kapal Selam yang ditemukan nelayan di Pulau Selayar. (Twitter/@MediaSelayar)
Drone Kapal Selam yang ditemukan nelayan di Pulau Selayar. (Twitter/@MediaSelayar)

Yang harus dilakukan adalah, dari aspek hukum, perlu segera ditetapkan peraturan penggunaan semua jenis Unmanned System di wilayah Indonesia baik UAV di udara, USV di permukaan laut maupun UUV di bawa permukaan laut.

Sejalan dengan itu, juga dibutuhkan peraturan pemerintah yang menentukan tata cara menghadapi illegal research di perairan Indonesia, mulai dari perairan Kepulauan hingga ZEE.

Berikutnya adalah Kementerian Pertahanan dapat mengajak Kementerian Perhubungan untuk segera memasang UDD (Underwater Detection Device) di seluruh ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) dan semua Selat strategis untuk memantau semua lalu lintas bawah laut, utamanya di Selat Malaka, Laut Natuna, Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok.

Baca Juga:Nelayan Selayar Tangkap Mata-mata China, Indonesia Layangkan Protes

Ia juga meminta agar TNI AL segera melengkapi Puskodal-nya dengan sistem pemantauan bawah laut, diperkuat dengan smart mines yang dapat dikendalikan secara otomatis atau manual. Kapal-kapal perang TNI AL juga harus dilengkapi dengan Anti-USSV System yang dapat menghadapi serangan USSV.

"TNI AL harus meningkatkan sistem pendidikan bagi prajurit TNI AL agar memiliki kecakapan melakukan peperangan Anti-USSV sebagai bagian dari kemampuan peperangan Anti Unmanned System," bebernya.

Nuning menegaskan pemerintah harus benar-benar serius memerhatikan hal ini. Jangan sampai konsentrasi menghadapi Covid-19 kemudian mengurangi Kewaspadaan Nasional terhadap bahaya perang besar di Laut Cina Selatan.

"Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL tidak boleh memandang remeh hasil temuan ketiga UUV beberapa waktu yang lalu," tandasnya.

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah juga angkat bicara soal penemuan drone tersebut. Ia memastikan itu adalah mata-mata China.

Baca Juga:Temuan Drone di Selayar: "Waspada Perang Besar di Laut China Selatan"

"Itu mata-mata (China). Kita sudah kordinasi dengan Danlantamal," kata Nurdin, Senin (4/1/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini