Ilmuwan Indonesia Dituduh Meracuni Vaksin, Dihukum Pancung

Ilmuwan dituduh melakukan sabotase. Dengan cara mencemari vaksin tifus-kolera-disentri dengan bakteri dan racun tetanus.

Muhammad Yunus
Sabtu, 21 November 2020 | 19:40 WIB
Ilmuwan Indonesia Dituduh Meracuni Vaksin, Dihukum Pancung
Peneliti meriset pembuatan vaksin Merah Putih di salah satu laboratorium PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kevin berbicara tentang hubungan etis, antara kebenaran ilmiah dan perlakuan terhadap sains dalam konteks situasi yang berbeda.

Sementara itu, Prof. Irawan Yusuf, Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas, membedah peristiwa yang dialami Achmad Mochtar dalam perspektif interseksi antara sains, politik, dan bisnis.

“Sains bisa tumbuh dan berkembang karena ambisi, baik ambisi personal maupun ambisi negara. Hal itu terjadi karena sains sudah dicampur diadukkan dengan politik. Dalam perkembangan dewasa ini, sains, politik dan bisnis menjadikan sesuatu menjadi kompleks,” kata Irawan.

Diskusi buku “Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang: Tragedi Lembaga Eijkman dan Vaksin Maut Romusha 1944-1945” / [Foto: Unhas]
Diskusi buku “Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang: Tragedi Lembaga Eijkman dan Vaksin Maut Romusha 1944-1945” / [Foto: Unhas]

Narasumber lainnya adalah Uswatul Chabibah, yang mengulas proses terjemahan dan editing yang dilakukan terhadap buku yang aslinya berjudul “War Crimes in Japan Occupied Indonesia” yang diterbitkan pada tahun 2015.

Baca Juga:Detik-detik Legenda Timnas Ricky Yacobi Tak Sadarkan Diri di Lapangan

Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia terbit tahun 2020, oleh Penerbit Komunitas Bambu pada bulan September.

Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, mengatakan diskusi buku ini merupakan hal yang penting. Untuk selalu memposisikan ilmu pengetahuan pada tempat yang strategis dalam pengambilan kebijakan.

“Saintific based policy atau kebijakan berbasis sains seharusnya menjadi agenda strategis yang diambil setiap pemimpin dan pengambil kebijakan,” kata Jompa.

Diskusi dipandu oleh Sudirman Natsir. Menghadirkan 100 peserta, berakhir pada pukul 16.00 Wita.

Baca Juga:Pemakaman Legenda Timnas Indonesia Ricky Yacobi Diiringi Hujan Deras

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini