Tak hanya pohon jati, di sini juga ada pohon taeng, pohon gamasi, pohon kenari, sukun, enau, langsat, nangka.
Kelapa, dan kecapi. Pohon monstera yang lagi populer juga terlihat tumbuh merambat di beberapa batang pohon yang usianya mungkin sudah ratusan tahun.
"Ini masih hutan asli, satu-satunya yang masih tersisa di Kecamatan Pallangga," kata seorang warga.
Desa wisata Kampung Rewako ini punya banyak fasilitas, yang bisa dijadikan sebagai spot foto. Ada rumah pohon, kebun jati, kebun mini, tempat parkir sepeda, dan lapangan olahraga.
Baca Juga:Mau Disahkan DPR, RUU Omnibus Ciptaker Hapus Pasal Penjerat Pembakar Hutan
Selain itu juga ada kebun ketahanan pangan, bank ternak, posko logistik, budidaya ikan dalam ember (Budikdamber), dan taman baca.
Aspek yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan UMKM juga diperhatikan. Di sini ada Sekretariat Karang Taruna, Pos FKPM, pelayanan kesehatan, rumah tenun, Posyandu, dan warung kopi.

Asrul mengakui, pengembangan desa wisata ini banyak mendengar masukan dari tokoh masyarakat dan warganya.
Adanya partisipasi masyarakat dibuktikan melalui pengelolaan desa wisata ini.
Menurut Parno, warga Desa Jenetallasa, yang menjaga kebersihan semua warga. Mereka menyapu dan menyiram tanah serta tanaman biar pengunjung selalu merasa nyaman.
Baca Juga:Gegara Cari Sumber Air, Puluhan Warga Suayan Hilang di Tengah Hutan
Juga rutin memberi makan ikan yang ada di kolam, seperti ikan nila dan ikan mas.
Di area ini juga dipasang banyak papan informasi yang mengingatkan pengunjung tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan demi memutus mata rantai penularan Covid-19.