SuaraSulsel.id - Sekretaris PKK Provinsi Sulawesi Selatan yang juga pengelola Rumah Batik Perintis, Zulfitriany D Mustafa mengatakan, batik shibori merupakan jenis batik dari Jepang. Hanya menggunakan dua teknik dalam proses pembuatannya.
Yaitu teknik mengikat dan teknik menjahit. Kemudian akan menghasilkan motif atau corak sesuai dengan keinginan.
"Jenis batik ini kita berikan ke masyarakat sebagai aktivitas positif di tengah pandemi Covid-19. Selain lebih praktis dan mudah, jenis ini sedang tren di kalangan masyarakat. Semua kalangan bisa membuat," kata Zulfitriany.
Terkait penggunaan alat dan bahan, Zulfitriany mengaku hanya menggunakan kain, spidol, jarum, gunting, tali rafia, kawat, dan karet.
Baca Juga:Gowa Terima Dana Insentif Penanganan Covid-19 Rp 12,3 Miliar
Proses awal membuat membuat motif terlebih dahulu pada kain. Lalu mulai menjelujur dan mengikat. Untuk membentuk motif. Pada prinsipnya semua kain yang diikat tidak akan terkena warna, sehingga akan membentuk corak.
Proses pencelupan dan pewarnaan dilakukan dengan tiga tahap. Pertama menghilangkan bahan kimia dari kain menggunakan RO.
Kedua memasukkan cairan naptol yang akan mengikat semua warna pada kain, dan terakhir membuat larutan garam yang akan memancarkan kain, lalu penjemuran tidak boleh terkena matahari langsung.
"Kami berharap setiap ibu memiliki tambahan skill dan sumber penghasilan ekonomi keluarga baru. Apalagi Sulsel terkenal dengan kain sutranya. Sehingga batik shibori ini sangat cocok untuk dibuatkan motif dan dipasarkan ke masyarakat," harapnya.
PKK Gowa Belajar Buat Batik Shibori
Baca Juga:Jumlah Penerima Bantuan Pangan Non Tunai di Kabupaten Gowa Bertambah
Tim Penggerak PKK Kabupaten Gowa belajar membuat batik shibori. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang membatik di tengah pandemi Covid-19.
Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan membuka pelatihan tersebut di Baruga Tinggimae, Rumah Jabatan Bupati Gowa, Jumat (25/9).
"Hari ini sebanyak 15 orang pengurus PKK ikut pelatihan membatik bersama PKK Provinsi untuk mengisi waktu di masa pandemi dengan kegiatan yang positif," ungkapnya.
Priska mengaku, saat ini hanya 15 orang yang ikut, agar pelatihan bisa lebih fokus dan berkualitas. Diharapkan nantinya bisa cepat paham dan bisa memproduksi batik shibori. Minimal untuk diri sendiri.
"Karena pandemi, jadi segini dulu jumlahnya supaya kita semua juga bisa lebih memperhatikan dan cepat paham. Nantinya mereka lah yang akan mengajarkan kepada para kader PKK lainnya," tambahnya.
Istri Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan ini berharap melalui pelatihan membatik, nantinya akan muncul UMKM baru di bidang pembuatan batik shibori.