SuaraSulsel.id - Bank Indonesia meluncurkan uang pecahan Rp 75 ribu untuk memperingati HUT ke-75 RI. Cara penukaran uang baru pun terlah diumumkan.
Uang pecahan Rp 75 ribu ini merupakan edisi khusus yang dicetak secara terbatas sebanyak 75 juta lembar.
Kendati begitu, masyarakat dapat memiliki uang pecahan Rp 75 ribu ini dengan menukarkan uang dalam nominal yang sama.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menerangkan bahwa uang pecahan Rp 75 ribu telah didistribusikan ke seluruh kantor perwakilan BI.
Baca Juga:Pemda Luwu Utara Sambut HUT RI Dengan Doa Bersama dan Salat Taubat
Untuk mendapatkannya, warga diminta untuk terlebih dahulu memesan secara online melalui aplikasi PINTAR yang dapat diakses melalui website https://pintar.bi.go.id.
"Dalam proses penukaran uang Rp75 di seluruh kantor Perwakilan Bank Indonesia tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19," kata Perry
Adapun syarat yang penukaran uang ini adalah warga negara Indonesia yang memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
Selain itu, setiap pemilik KTP hanya dapat menukar selembar uang pecahan Rp 75 ribu.
Setelah memenuhi syarat tersebut, warga bisa mengakses aplikasi PINTAR lalu memilih lokasi dan jadwal penukaran uang.
Baca Juga:Geger Temuan Bayi Lengkap Bersama Ari-ari di Denpasar, Polisi Kejar Pelaku
Selanjutnya mengisi data pemesan kemudian setelah data dipastikan tepat bisa menyimpan bukti pemesanan tersebut.
Setelah itu, melakukan penukaran uang di lokasi yang sudah ditentukan dengan membawa KTP dan uang senilai Rp 75 ribu.
Sebagai catatan, penukaran ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yakni 18 Agustus-30 September 2020 di kantor pusat Bank Indonesia dan 45 Kantor Perwaklan dalam Negeri Bank Indonesia.
Sementara tahap kedua tanggal 1 Oktober 2020-selesai di Bank Umum.
Punya Makna Mendalam
Perry Warjiyo mengatakan, uang pecahan Rp 75 ribu ini memiliki makna yang sangat dalam. Ia menyebut uang kertas ini melambang jati diri Indonesia sebagai bangsa yang besar.
"Tema besar dalam desain Uang Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan RI adalah mensyukuri kemerdekaan, memperteguh kebinekaan dan menyongsong masa depan gemilang," kata Perry.
Perry menjelaskan, yang dimaksud dengan mensyukuri kemerdekaan digambarkan dengan peristiwa pengibaran bendera pada saat proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 oleh Proklamator Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta, serta gunungan yang memiliki filosofi pembuka dan permulaan lembaran baru pada halaman depan uang kertas anyar ini.
Sementara arti memperteguh kebinekaan digambarkan dengan anak Indonesia menggunakan pakaian adat yang mewakili daerah barat, tengah, dan timur NKRI serta beragam kain motif kain Nusantara yaitu tenun Gringsing Bali, batik kawung Jawa, dan songket Sumatera Selatan yang menggambarkan kebaikan, keanggunan, dan kesucian.
Lain halnya menyongsong masa depan gemilang yang digambarkan dengan Satelit Merah Putih sebagai jembatan komunikasi NKRI, peta Indonesia Emas pada bola dunia yang melambangkan peran strategis Indonesia dalam kancah global, serta anak Indonesia yang digambarkan sebagai SDM unggul di era
Indonesia Maju.
"Serta berbagai pencapaian pembangunan selama 75 tahun kemerdekaan yang digambarkan dengan Jembatan Youtefa, MRT, LRT, dan jalan tol Trans-Jawa," katanya menambahkan.