- Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan lima relawan China datang personal, bukan bantuan resmi negara asing.
- Penanganan besar bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar diklaim mandiri oleh pemerintah Indonesia dengan kemampuan nasional.
- Lima relawan China membawa perangkat khusus untuk membantu pencarian jenazah korban yang tertimbun lumpur.
SuaraSulsel.id - Gubernur Aceh Muzakir Manaf mendatangkan lima relawan asal China untuk melakukan proses pencarian korban banjir. Kehadiran tim kecil tersebut langsung memantik perhatian publik.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pun buka suara terkait hal tersebut. Sjafrie menegaskan kedatangan mereka tidak dapat dikategorikan sebagai bantuan asing.
Menurutnya,relawan itu datang bukan atas nama negara maupun lembaga asing, melainkan secara personal untuk membantu pencarian jenazah yang diduga masih tertimbun lumpur di sejumlah wilayah terdampak.
"Sebetulnya yang dimaksud itu adalah personal dari China yang datang untuk menemukan korban. Itu bukan bantuan asing. Itu bantuan personal kepada Mualem (Muzakir) yang ingin mencari jasad-jasad para korban bencana," katanya di Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa, 9 Desember 2025.
Meski ada relawan dari luar negeri, Sjafrie menegaskan, penanganan bencana besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tetap dilakukan secara mandiri oleh pemerintah Indonesia.
Menurutnya, pemerintah telah melakukan evaluasi menyeluruh, dan Presiden Prabowo Subianto memastikan penanganan dapat ditangani dengan kemampuan nasional.
"Bencana ini adalah bencana yang bisa kita atasi sendiri. Kita punya kemampuan peralatan, angkut darat, laut, maupun udara. Kita punya logistik yang cukup, obat-obatan yang cukup, dan tenaga medis yang sangat siap membantu," kata Sjafrie.
Ia juga menyinggung peran berbagai universitas, termasuk Universitas Hasanuddin, dalam mengirim tenaga medis untuk membantu penanganan korban. Seluruh elemen itu, ujarnya, digerakkan dalam satu sistem terpadu penanggulangan bencana.
Situasi ini berbeda jauh dengan kondisi saat tsunami Aceh 2004, ketika Indonesia harus membuka pintu bantuan internasional secara luas. Ketika itu, keterbatasan alat, logistik, dan kapasitas nasional menjadi tantangan besar.
"Sekarang kita mandiri untuk mengatasi bencana di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat," katanya.
Sebelumnya, Mualem telah mengonfirmasi bahwa lima relawan tersebut membawa perangkat khusus untuk mendeteksi keberadaan mayat yang tertimbun lumpur.
Dalam situasi di mana medan pencarian semakin sulit dan waktu semakin kritis, teknologi ini dinilai sangat membantu.
Menurut Mualem, kondisi lapangan terutama di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang masih menyisakan dugaan banyak jenazah yang belum ditemukan.
"Lumpurnya sampai pinggang. Mereka punya alat untuk membantu kita," ucapnya.
Ia juga menggambarkan betapa berat kondisi di sejumlah titik bencana. Di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, hingga sebagian Bireuen, terdapat kampung-kampung yang hilang terseret banjir bandang.
Tag
Berita Terkait
-
Korban Bencana Sumatra Lampaui 1 Juta Jiwa, Pemerintah Belum Buka Pintu Bantuan Asing
-
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Bencana, DPR Tegaskan Sanksi Tak Akan Ringan Meski Minta Maaf
-
Gubernur Aceh Terima Bantuan Asing Pasca Bencana: Ada yang Menolong kok Dipersulit
-
Bupati Aceh Selatan Minta Maaf Terbuka, Ngaku Ganggu Stabilitas Nasional Pasca Umrah Saat Bencana
-
Harta Kekayaan Mirwan MS Jadi Sorotan, Imbas Bupati Aceh Umrah di Tengah Bencana
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
Terkini
-
Menhan soal Relawan China Ikut Cari Korban Bencana Aceh: Bukan Bantuan Asing
-
Menhan Geram! PT Timah Harusnya Raup Rp 25 Triliun, Kini Cuma Rp 1,3 Triliun
-
Viral Adu Pukul Warga dengan TNI di Luwu Utara, Sengketa Lahan Sawit Jadi Pemicu
-
Ketika Rumah Arobi Akhirnya Terang: Kisah Haru di Balik Program BPBL
-
PMI Kirim 1 Ton Abon untuk Pengungsi Banjir Sumatera dan Aceh