- Kisah terekam dalam catatan sejarawan Prancis Bernard Dorleans dalam bukunya Orang Indonesia dan Orang Prancis
- Sekelompok orang Makassar yang dipimpin oleh Daeng Mangalle
- Daeng Mangalle meninggalkan tanah air dan mencari tempat bermukim baru
SuaraSulsel.id - Hubungan antara Indonesia dan Thailand ternyata sudah terjalin jauh sebelum kedua negara menjalin hubungan diplomatik resmi pada 1950.
Salah satu buktinya bisa ditemukan di jantung Kota Bangkok, tepatnya di kawasan Makkasan, subdistrik di Distrik Ratchathewi.
Nama "Makkasan" sendiri terdengar akrab bagi orang Indonesia. Terutama bagi warga Sulawesi Selatan.
Tak keliru, sebab nama itu memang berasal dari kata "Makassar"-- ibu kota provinsi di jazirah selatan Sulawesi.
Kisah itu terekam dalam catatan sejarawan Prancis Bernard Dorleans dalam bukunya Orang Indonesia dan Orang Prancis. Ia mengutip laporan Claude de Forbin, seorang perwira Prancis yang dikirim ke Siam (nama lama Thailand) oleh Raja Louis XIV pada akhir abad ke-17.
Forbin dan lebih dari 600 pasukannya datang atas permintaan Raja Phra Narai, penguasa Siam yang kala itu tengah menghadapi situasi politik tak stabil.
Raja Narai membutuhkan kekuatan militer tambahan untuk mempertahankan kekuasaannya di Ayutthaya, ibu kota Siam.
Namun di tengah pasukan asing itu, tercatat pula keberadaan sekelompok orang Makassar yang dipimpin oleh Daeng Mangalle.
Ia datang ke Siam pada tahun 1664 bersama sekitar 250 pengikut untuk mencari perlindungan setelah kekalahan Kesultanan Gowa dari VOC.
Baca Juga: 387 Eks Penderita Kusta Makassar Terima Bantuan Pemprov Sulsel
Dalam naskah Sejarah dan Budaya Lokal dari Sulawesi sampai Bima diceritakan Daeng Mangalle disebut sebagai putra Sultan Hasanuddin, sang Ayam Jantan dari Timur.
Kekecewaan atas Perjanjian Bongaya yang ditandatangani ayahnya mendorong Daeng Mangalle meninggalkan tanah air dan mencari tempat bermukim baru.
Di Siam, Daeng Mangalle meminta suaka pada Raja Narai. Permintaan itu pun diwujudkan.
Raja Narai menerima mereka dengan tangan terbuka. Seperti banyak bangsawan Bugis-Makassar di perantauan, rombongan Daeng Mangalle dikenal sebagai prajurit tangguh.
Warga lokal memanggil mereka dengan sebutan Khaek Makkasan atau tamu yang berasal dari luar Eropa.
Mereka pun diizinkan menetap di wilayah yang kelak dikenal dengan nama Makkasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Taufan Pawe Usul Peradilan Khusus Pemilu: 14 Hari Penyidikan Terlalu Singkat
-
Trans Sulawesi Jalur 'Hitam' Pupuk Subsidi? Polda Sulbar Amankan Ratusan Karung
-
Kisah 6 Orang Makassar Tewaskan 300 Tentara di Thailand
-
Hamil Muda Jualan Skincare Ilegal, IRT di Kendari Terancam 12 Tahun Penjara
-
902 Siswa Disabilitas Dapat Bantuan Tabungan Pendidikan dari Gubernur Sulsel