Muhammad Yunus
Kamis, 23 Oktober 2025 | 17:34 WIB
Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK, mendorong dai-dai dari organisasi Hidayatullah tidak hanya berdakwah dengan materi Al Quran dan Hadits [Suara.com/Tim Media JK]
Baca 10 detik
  • Organisasi Islam yang dikenal dengan perjuangan dakwah di daerah-daerah terpencil
  • Semangat dakwah organisasi Hidayatullah tersebut patut dipertahankan
  • Ekonomi masyarakat dari penduduk Islam masih kecil

SuaraSulsel.id - Wakil Presiden RI ke 10 dan 12, Jusuf Kalla alias JK, mendorong dai-dai dari organisasi Hidayatullah tidak hanya berdakwah dengan materi Al Quran dan Hadits.

Organisasi Islam yang dikenal dengan perjuangan dakwah di daerah-daerah terpencil tersebut juga mengajarkan tentang muamalah.

"Kita tahu, dai-dai dari Hidayatullah yang selalu memulai dakwah dari daerah terpencil. Bukan dari kota," kata JK dalam sambutan penutupan Munas ke 6 Hidayatullah Tahun 2025 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, 23 Oktober 2025

JK menambahkan, semangat dakwah organisasi Hidayatullah tersebut patut dipertahankan.

Namun sebaiknya ilmu agama tersebut dibarengi dengan ilmu pengetahuan utamanya penguasaan dibidang ekonomi dan teknologi. Dua hal tersebut menjadi kunci majunya peradaban umat Islam.

"Mengajarkan membaca Al Quran, shalat itu sangat baik. Namun dai-dai juga harus bisa mengajarkan masyarakat di kampung-kampung untuk mengubah hidupnya lebih baik dan mencapai adil dan makmur," ujar Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.

"Jangan hanya mengajarkan semangat beribadah. Tapi juga semangat agar mengajarkan teknologi pertanian, cara menanam buah lebih baik kemudian mengajarkan cara meningkatkan produktifitas pertanian para petani agar lebih sejahtera," imbuhnya.

JK juga memaparkan kondisi umat Islam saat ini, seperti di Malaysia dan Indonesia.

Menurut JK, secara angka, Indonesia adalah negara dengan mayoritas berpenduduk terbanyak di dunia.

Baca Juga: JK Ungkap Alasan Utama Palestina Kalah dari Israel

Namun baik di Indonesia maupun Malaysia, ekonomi masyarakat dari penduduk Islam masih kecil.

"Coba lihat 10 penduduk WNI terkaya, hanya satu dari umat Islam. Selebihnya adalah saudara kita dari etnis China. Di Malaysia dari 10 orang terkaya, tidak ada dari pribumi. Ini adalah fakta yang harus kita hadapi saat ini," ujar Jk lagi.

Selain ketinggaalan di sektor ekonomi, JK juga menyinggung bagaimana umat Islam ketinggalan di bidang pengetahuan dan teknologi.

Ia mengungkapkan, dari 10 besar negara-negara maju yang menguasai teknologi, tidak ada satupun dari negara Islam ataupun yang berpenduduk mayoritas Islam.

Hal itu membuat negara-negara Islam selalu kalah dalam beberapa konflik, seperti Palestina dengan Israel.

"Itu karena kita kalah jauh dalam penguasaan teknologi," kata JK.

Load More