Muhammad Yunus
Selasa, 14 Oktober 2025 | 15:05 WIB
Ilustrasi ikan tuna (Pexels/ArtHouse Studio)
Baca 10 detik
  • Prof Wini Trilaksani menciptakan inovasi bernama “Vita Docosa”
  • Produk ini dirancang untuk membantu pemenuhan gizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak
  • Inovasi ini berawal dari keprihatinannya terhadap tingginya impor Omega-3 di Indonesia

SuaraSulsel.id - Siapa sangka, bagian mata ikan tuna yang selama ini dianggap limbah ternyata menyimpan potensi besar bagi kesehatan.

Di balik bentuknya yang sederhana, bagian ini kaya akan asam lemak Omega-3, terutama DHA (Docosahexaenoic Acid), yang berperan penting dalam perkembangan otak dan menjaga kesehatan tubuh.

Melihat peluang itu, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Wini Trilaksani, menciptakan inovasi bernama “Vita Docosa”.

Mengutip dari ipb.ac.id, Vita Docosa adalah sebuah suplemen kesehatan yang dibuat dari ekstrak mata ikan tuna.

Produk ini dirancang untuk membantu pemenuhan gizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak—kelompok yang paling rentan terhadap masalah kekurangan gizi dan stunting.

“Vita Docosa merupakan suplemen kesehatan dari limbah mata ikan tuna dengan kandungan Omega-3, khususnya EPA dan DHA,” ujar Prof Wini dalam tayangan IPB Pedia di kanal YouTube IPB TV.

Menurut Prof Wini, inovasi ini berawal dari keprihatinannya terhadap tingginya impor Omega-3 di Indonesia.

Padahal, negeri ini memiliki sumber daya laut yang melimpah, termasuk tuna yang dikenal sebagai komoditas ekspor unggulan.

“Pasar suplemen kita masih didominasi produk luar negeri, bahkan bahan baku dalam negeri pun seringkali diimpor,” tuturnya.

Baca Juga: Festival Tuna Sulut 2025: UMKM Go Digital Berkat Ikan Tuna

Dari hasil penelitian, hanya 40–60 persen bagian ikan tuna yang dimanfaatkan industri perikanan.

Sisanya dibuang sebagai limbah, termasuk mata ikan.

Padahal, kandungan DHA pada mata tuna bisa mencapai 32–38 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan ikan impor seperti salmon dan kod yang hanya mengandung 12–17 persen DHA.

“Minyak dari mata tuna ini sebenarnya tidak perlu dikonsentratkan lagi. Dengan sedikit proses pemurnian, kadar DHA-nya sudah bisa mencapai 40 persen,” jelasnya.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Wini Trilaksani, menciptakan inovasi bernama “Vita Docosa” [ipb.ac.id]

Selain kaya akan DHA, kehadiran Vita Docosa juga menjadi bentuk pemanfaatan limbah perikanan bernilai ekonomi tinggi.

Dengan bahan baku lokal dan proses produksi higienis, suplemen ini menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan produk impor.

Load More