Muhammad Yunus
Selasa, 14 Oktober 2025 | 12:43 WIB
Ilustrasi: Petugas medis mengambil data pasien korban keracunan makanan nasi kuning saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum (RSUD) Chasan Boesoirie, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (20/2/2023) [Suara.com/ANTARA]
Baca 10 detik
  • Saat menghadiri pesta pernikahan di Dusun Salubiru
  • Warga mengalami gejala mual, muntah, diare, demam dan sakit kepala
  • Jumlah pasien terus bertambah hingga mencapai puluhan orang

SuaraSulsel.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah mengerahkan Tim Gerak Cepat (TGC).

Untuk melakukan penanganan terhadap 36 warga di Desa Salutahongan Kabupaten Majene, yang mengalami keracunan makanan.

"Kami telah mengerahkan tim untuk melakukan penanganan terhadap 36 warga diduga keracunan makanan di Desa Salutahongan, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Sulbar Nursyamsi Rahim di Mamuju, Senin 13 Oktober 2025.

Warga yang keracunan makanan terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan.

Mereka diduga keracunan setelah menyantap hidangan seperti nasi putih, ayam goreng, sayur sup, telur rebus, ikan goreng, dan acar, saat menghadiri pesta pernikahan di Dusun Salubiru pada Selasa (7/10).

Kemudian keesokan harinya yakni pada Rabu (8/10) sejumlah warga mulai mengalami gejala mual, muntah, diare, demam dan sakit kepala, dan kasus pertama tercatat masuk ke UGD Puskesmas Malunda pada pukul 09.30 WITA.

Jumlah pasien terus bertambah hingga mencapai 30 orang pada 10 Oktober dan empat kasus tambahan dilaporkan pada 11 Oktober 2025.

"Dari total tersebut, 26 orang dirawat di Puskesmas Malunda, dua orang dirujuk ke RSUD Majene, dan delapan orang telah dinyatakan sembuh," kata Nursyamsi.

Dinkes Sulbar bersama pihak Puskesmas Malunda, tim surveilans, tenaga kesehatan lingkungan, dan petugas laboratorium, kata Nursyamsi, langsung melakukan investigasi lapangan.

Baca Juga: Labkesmas Makassar Kawal Program Makan Bergizi Gratis, Cegah Risiko Keracunan!

Termasuk pengambilan sampel air yang digunakan masyarakat dan pada saat acara berlangsung.

"Untuk sampel makanan, sudah tidak memungkinkan diambil karena sudah habis dikonsumsi. Saat ini kami masih menunggu hasil uji laboratorium," ujar Nursyamsi.

Tindakan medis, lanjut Nursyamsi, juga telah dilakukan oleh tim medis, berupa pemasangan infus, pemberian obat, observasi serta pemasangan oksigen bagi pasien dengan gejala sesak.

"Kami memastikan seluruh pasien mendapatkan perawatan optimal hingga pulih," ucap Nursyamsi.

Pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemkab Majene untuk pemantauan lanjutan serta melakukan penyelidikan epidemiologi.

Guna mencegah kejadian serupa pada masa mendatang.

Load More