SuaraSulsel.id - Jagat maya Sulawesi Barat digegerkan dengan sebuah video dari seorang ibu rumah tangga bernama Kasma, warga Mamuju.
Dalam unggahannya, Kasma memperlihatkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang ia masak bisa meledak dan memantul layaknya bola.
Ia juga mengaku nasi yang dimasaknya tidak basi meski sudah tiga hari.
Video tersebut langsung menyebar luas dan memunculkan keresahan publik. Banyak warganet yang curiga beras SPHP adalah beras oplosan atau bahkan beras plastik.
Namun, benarkah demikian?
Pemeriksaan Langsung
Tak ingin isu berkembang liar, polisi bersama tim Perum Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan Sulbar turun langsung ke rumah Kasma.
Untuk memeriksa beras yang dipersoalkan. Hasil pengecekan menunjukkan, beras tersebut bukanlah beras oplosan atau plastik.
Kepala Bulog Mamuju menegaskan bahwa beras SPHP yang disalurkan ke masyarakat merupakan beras impor dari Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan Thailand.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Stevia Berbahaya Jika Dikonsumsi Jangka Panjang?
Ciri khas beras jenis ini adalah teksturnya lebih keras dibanding beras lokal, membutuhkan lebih banyak air saat dimasak, serta menghasilkan nasi yang lebih kenyal karena kandungan amilosa cukup tinggi.
“Beras SPHP sudah melalui proses uji mutu dan dinyatakan aman dikonsumsi. Tidak benar jika disebut beras plastik atau palsu,” jelas pihak Bulog.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf
Meski sempat bersikeras, Kasma akhirnya meminta maaf kepada publik atas unggahannya yang viral.
Ia menegaskan video itu murni berdasarkan pengalaman pribadinya ketika memasak beras SPHP.
Sementara itu, Polda Sulbar yang turut mendistribusikan beras SPHP memastikan seluruh beras sudah sesuai standar nasional.
Polisi juga mengamankan sampel beras milik Kasma sebagai barang bukti untuk kepentingan klarifikasi lebih lanjut.
Kesimpulan Cek Fakta
Dari hasil pemeriksaan, klaim bahwa beras SPHP adalah beras oplosan atau beras plastik tidak benar.
Fakta yang terkonfirmasi adalah beras tersebut merupakan beras impor legal dengan karakteristik berbeda dari beras lokal.
Perbedaan inilah yang membuat tekstur nasi terasa lebih kenyal dan lebih lama basi.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah termakan isu viral di media sosial sebelum ada klarifikasi resmi.
Jika menemukan kejanggalan terkait produk pangan, langkah tepat adalah melaporkannya ke pihak berwenang untuk dicek kebenarannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Rp100 Ribu per Tabung! Untung Besar Pengoplos Gas Subsidi di Gowa
-
Cek Fakta: Viral Beras SPHP Meledak Saat Dimasak, Benarkah Plastik?
-
'Saat Pandemi Kami Hampir Mati, Sekarang Dimatikan Birokrasi': 8 Tuntutan Nakes Sulsel
-
Siapa Layak Pimpin Unhas? UGM Uji Kemampuan 6 Bakal Calon Rektor
-
Aplikasi Ini Bikin Warga Sulsel Lebih Mudah Akses Produk Hukum?