Muhammad Yunus
Minggu, 31 Agustus 2025 | 15:12 WIB
Sebanyak 70 mobil terbakar di kantor DPRD Makassar saat unjuk rasa, Jumat 29 Agustus 2025 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Sebagai wujud komitmen UMI mengambil peran dalam menjaga keutuhan bangsa.

"Kami menyiapkan waktu dan tempat untuk digunakan sebagai forum pertemuan. UMI sejak berdiri 23 Juni 1954 telah memproklamirkan sebagai kampus pendidikan dan dakwah yang terus berkomitmen mengambil peran dalam mencari solusi kebangsaan," ujarnya menanggapi kondisi yang terjadi saat ini.

Dalam perkembangan akhir-akhir ini dengan berbagai aksi di wilayah tanah air, kata dia, mencerminkan bagaimana menurunnya kepercayaan kepada politisi ataupun aparat penegak hukum.

Menurut dia, kondisi ini bukanlah hal yang dapat dipandang biasa. Karena menyangkut sendi kepercayaan yang merupakan fondasi keberlangsungan bangsa dan negara.

"Kita perlu mendengar aspirasi dari bawah, kira-kira apa yang salah, apa yang perlu diperbaiki. Itulah sebabnya, kami siapkan waktu dan tempat untuk duduk bersama mencari solusi terbaik untuk merajut kebersamaan dan persatuan," ujarnya saat konferensi pers di Makassar.

Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof Dr Mansyur Ramly, mengatakan UMI mencoba menawarkan solusi fundamental dan strategi diantaranya menggelar deklarasi nasional kejujuran dan keadilan.

Kedua melaksanakan reformasi komunikasi publik agar pemerintah, politisi dan aparat penegak hukum dapat kembali kepada bahasa rakyat, sederhana, jujur menyejukkan dan tidak penuh retorika.

Termasuk tentunya menggelar dialog nasional berbasis moral dan kebangsaan ini penting melibatkan tokoh agama, akademisi, mahasiswa, pemuda, ormas dan lainnya.

"Kita bertemu mencari jalan tengah kebangsaan. Kita dengarkan aspirasi dari masyarakat bawah, aspirasi dari elit atas, aspirasi dari kiri, kanan untuk menemukan kebersamaan. Memang tidak semua aspirasi bisa kita penuhi tapi paling tidak kalau kita mencari jalan tengah," katanya.

Baca Juga: Mencekam! Satpol PP Lompat dari Lantai 4 DPRD Makassar yang Dibakar Massa, Satu Kritis

Load More