Muhammad Yunus
Kamis, 07 Agustus 2025 | 13:38 WIB
Ilustrasi: Komisioner KPK Nurul Ghufron menetapkan Bupati Kolaka Timur Andi Merya dan Kepala BPBD Anzarullah menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap pengadaian barang dan jasa di Lingkungan Pemerintah Kolaka Timur tahun 2021. [Suara.com/Welly Hidayat]

SuaraSulsel.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku menangkap Bupati Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Abdul Azis, dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT).

“Sedang proses operasi,” ujar Ketua KPK Setyo Budiyanto saat dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Kamis 7 Agustus 2025.

Pada kesempatan berbeda, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengonfirmasi adanya OTT di Sultra.

“Tim masih di lapangan. Nanti akan kami update kembali siapa saja yang diamankan, barang apa saja yang diamankan, termasuk terkait dengan perkara apa. Nanti kami akan update kembali,” ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap seorang bupati di Sulawesi Tenggara.

“Iya,” ujar Wakil Ketua KPK Johanis Tanak saat dikonfirmasi di Jakarta.

Operasi tangkap tangan tersebut merupakan yang ketiga pada tahun ini.

Pada 16 Maret 2025, KPK melakukan OTT terkait dugaan suap proyek pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

Kedua, pada 28 Juni 2025, OTT terkait dugaan suap proyek pembangunan jalan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumut, dan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Sumut.

Baca Juga: Ketika Makanan Bayi Pun Dikorupsi, KPK: Gizinya Tidak Ada

NasDem Bantah Bupati Kolaka Timur kena OTT

Dalam konferensi pers di sela Rakernas I di Makassar, Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menyatakan Bupati Kolaka Timur Abdul Azis sedang berada bersamanya. Untuk mengikuti agenda partai, bukan terjaring OTT.

Abdul Azis bahkan sedang duduk santai mengikuti Rakernas Partai NasDem di Kota Makassar.

"Berita yang disampaikan oleh Pak Johanis Tanak tidak benar. Abdul Azis ada di samping saya," kata Sahroni sambil menunjuk sang bupati yang berdiri di sebelahnya.

Sahroni mengkritik KPK karena menyebarkan informasi yang ia sebut sebagai "drama".

Abdul Azis sendiri mengaku kaget mendengar berita penangkapannya dari kerabat.

Load More