Menurut anggota Komisi III DPRD Tana Toraja itu, bandara tersebut seharusnya menjadi pintu gerbang pariwisata yang vital bagi wilayah pegunungan Sulsel. Tanpa penerbangan reguler, maka daya tarik wisatawan juga ikut berkurang.
"Bandara ini dibangun dengan anggaran negara. Mubasir dan sayang kalau tidak dimanfaatkan. Transportasi udara itu kebutuhan mendesak karena jarak dari Makassar yang jauh," tambahnya.
Selain mendorong subsidi dari kabupaten, Randan juga mengusulkan agar Pemkab Tana Toraja aktif melakukan lobi ke Pemprov Sulsel agar subsidi kembali diberikan.
Ia menyebut, Pemprov pernah menyalurkan dana subsidi melalui APBD provinsi di tahun-tahun sebelumnya.
Tak hanya bergantung pada subsidi, Randan menekankan pentingnya terobosan dan inovasi dari pemerintah daerah agar Bandara Toraja kembali ramai. Ia menyarankan promosi wisata dan peningkatan fasilitas menjadi prioritas.
"Promosi penerbangan harus digencarkan. Perkenalkan objek-objek wisata menarik. Sarana dan prasarana bandara juga harus ditingkatkan agar wisatawan tertarik datang," harapnya.
Subsidi Penerbangan Rp21 Miliar
Pemprov Sulsel telah menganggarkan Rp21 miliar untuk subsidi penerbangan pada tahun 2025. Alokasi itu untuk menyasar lima rute penerbangan, yakni Makassar-Selayar, Makassar-Bone, Bone-Kendari, Makassar-Masamba, dan Masamba-Sorowako.
Pemprov mulanya menargetkan subsidi penerbangan beroperasi mulai April. Namun, hingga Juli, ini belum satu pun rute yang telah berkontrak.
Baca Juga: Apa Kabar Bandara Buntu Kunik Toraja? Setelah Diresmikan Jokowi
Belum ada maskapai yang menyatakan kesiapan secara penuh untuk mengambil layanan penerbangan subsidi tersebut.
Padahal, Sulsel terkoneksi merupakan salah satu visi dan program prioritas Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wagub Fatmawati Rusdi.
Terakhir kali subsidi penerbangan berlangsung adalah tahun 2023. Saat itu nilai kontraknya Rp19 miliar bekerja sama dengan maskapai Susi Air.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Andi Erwin Terwo mengatakan, beberapa rute segera mulai beroperasi. Pertemuan dengan maskapai mulai digagas.
Misalnya, Pemprov Sulsel akan bertemu dengan PT Vale membahas kerja sama dengan Pelita Air untuk rute Makassar - Sorowako.
"Sementara masih dalam progres. Untuk sementara sedang proses, kita menunggu pertemuan dengan PT Vale mungkin akhir bulan ini akan ada pertemuan dengan Pelita Air. Termasuk juga PT Vale, karena Pelita Air ini dijadwalkan mungkin minggu depan akan menandatangani kontrak dengan PT Vale," ujar Erwin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
-
Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Saatnya Juara di Rumah!
Terkini
-
Pelatihan Ekspor 2025, BRI: Dorong Pelaku UMKM untuk Pahami Langkah Memulai Ekspor secara Mandiri
-
Berhasil Turunkan Angka Stunting, Pemprov Sulsel Raih Penghargaan Quick Wins
-
Mantan Ketua KONI Makassar Dituntut 6 Tahun Penjara
-
Wajib Tahu! Makna Unik 20 Nama Tempat di Kota Makassar
-
Pemprov Sulsel Ungkap Nasib Bandara Toraja: Ditutup atau Subsidi Terus?