Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 02 Juli 2025 | 13:52 WIB
Ilustrasi penembakan dengan memakai senjata api [Suara.com/Antara]

SuaraSulsel.id - Polda Sulawesi Selatan terus menunjukkan komitmennya dalam menuntaskan dua kasus penembakan misterius yang terjadi di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Bone.

Kedua kasus tersebut menimbulkan keresahan publik karena dilakukan oleh orang tak dikenal dengan menggunakan senapan angin, dan menyebabkan dua korban luka dan meninggal dunia.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulsel, Kombes Pol Setiadi Sulaksono, menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam.

Saat ditemui usai upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Mapolda Sulsel, Makassar, Selasa (1/7/2025).

Baca Juga: Staf Desa di Kabupaten Gowa Ditembak

Ia menyatakan bahwa tim penyidik masih bekerja intensif di lapangan untuk mengungkap pelaku dan motif di balik aksi keji tersebut.

“Indikasinya, kalau yang di Gowa itu pelakunya masih ada hubungan keluarga. Masih kerabat,” ujar Setiadi saat menjawab pertanyaan wartawan.

Kasus penembakan di Gowa terjadi pada Kamis dini hari, 26 Juni 2025. Korbannya adalah Harianto (35), seorang staf di Kantor Desa Panaikang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa.

Saat itu, Harianto baru saja pulang dari rumah pamannya di Dusun Jenetallasa, Desa Panaikang.

Namun, sesampainya di jalan menuju rumah, ia disergap tembakan dari senapan angin oleh pelaku tak dikenal. Peluru menembus lehernya dan mengakibatkan luka cukup serius.

Baca Juga: Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga

Beruntung, Harianto masih bisa diselamatkan dan kini tengah dalam perawatan. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa beberapa saksi, termasuk keluarga dan kerabat dekat korban.

Hasil awal penyelidikan mengarah pada motif personal, mengingat dugaan keterlibatan kerabat korban.

"Artinya, tim masih bekerja di lapangan. Kita sudah punya gambaran pelakunya,” tegas Setiadi yang sebelumnya menjabat Direktur Samapta Polda Sulsel.

Sementara itu, kasus penembakan kedua terjadi di Kabupaten Bone, tepatnya di Desa Pattuku Limpue, Kecamatan Lappariaja.

Korbannya adalah Rudi S Gani (49), seorang pengacara yang tewas akibat tembakan senapan angin pada malam menjelang pergantian tahun, 31 Desember 2024.

Menurut laporan, kejadian terjadi sekitar pukul 21.50 WITA saat Rudi bersama keluarga sedang makan malam di sebuah ruangan yang direncanakan akan dijadikan kantor hukum miliknya.

Tiba-tiba, peluru senapan angin menerjang ke dalam rumah dan mengenai bagian bawah mata kanan Rudi, menembus hingga tulang leher belakang. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

Hingga saat ini, pengungkapan kasus tersebut belum juga rampung meski telah berjalan lebih dari enam bulan.

Menanggapi hal ini, Kombes Setiadi mengakui bahwa ada sejumlah kendala teknis di lapangan. Namun ia memastikan, tim khusus sudah dibentuk dan bekerja terus-menerus untuk menelusuri jejak pelaku.

“Kalau di Bone, kita masih melakukan upaya-upaya pengungkapan. Kita sudah bentuk tim. Insya Allah, mulai ada titik terang, nanti kita update,” kata Setiadi.

Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar dan percaya pada proses hukum yang tengah dijalankan.

Menurutnya, investigasi kasus penembakan seperti ini membutuhkan waktu dan kehati-hatian, mengingat minimnya saksi mata serta alat bukti yang langsung mengarah pada pelaku.

"Memang ini kasus sudah lama juga, sudah ada enam bulan. Nanti kita update kalau ada perkembangan,” ujarnya.

Kasus penembakan dengan senapan angin ini menjadi perhatian serius karena senjata tersebut relatif mudah diperoleh namun bisa sangat mematikan jika digunakan secara sembarangan atau dengan niat jahat.

Selain itu, penggunaan senapan angin dalam tindak kriminal menimbulkan kekhawatiran publik, terutama di wilayah perdesaan yang cenderung lengah dalam pengawasan keamanan.

Pihak Polda Sulsel juga mengimbau masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam membantu pengungkapan kasus ini. Warga yang memiliki informasi sekecil apapun diminta melapor ke kepolisian terdekat.

"Peran masyarakat sangat penting. Jangan takut melapor kalau tahu sesuatu. Ini demi keamanan bersama," pungkas Setiadi.

Dua kasus ini menjadi ujian serius bagi kepolisian di Sulawesi Selatan dalam menegakkan hukum dan menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.

Keberhasilan pengungkapan kasus ini tidak hanya penting untuk keadilan para korban.

Tetapi juga untuk menunjukkan bahwa hukum tetap berjalan dan tidak tunduk pada tekanan waktu maupun latar belakang pelaku.

Polda Sulsel berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga tuntas, memastikan para pelaku dihukum sesuai aturan hukum yang berlaku.

Serta memberikan kepastian dan rasa aman bagi masyarakat Gowa, Bone, dan seluruh warga Sulawesi Selatan.

Load More