Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 20 Juni 2025 | 18:17 WIB
Ilustrasi masyarakat membayar dengan QRIS. QRIS memang menawarkan solusi praktis dalam pembayaran sehari-hari. Tapi, tanpa pemahaman yang cukup, teknologi ini bisa menjadi alat kejahatan [Suara.com/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Dalam era digital yang semakin maju, sistem pembayaran berbasis QR Code menjadi solusi cepat dan praktis untuk transaksi harian.

Salah satunya adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang kini telah digunakan luas oleh pedagang dan masyarakat di seluruh Indonesia.

Namun, di balik kemudahannya, penyalahgunaan teknologi ini juga semakin marak.

Karena itu, Bank Indonesia (BI) kembali menegaskan pentingnya penguatan literasi QRIS demi mencegah berbagai modus penipuan digital.

Baca Juga: Ekonomi Digital Tak Lagi Elit, Ibu Jamu Kini Melek QRIS

Edukasi Jadi Kunci Utama Cegah Penipuan QRIS

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dicky Kartikoyono, menegaskan bahwa semua pihak, baik pedagang maupun konsumen, perlu memahami fitur-fitur transaksi dalam QRIS secara menyeluruh.

“Semua fitur transaksi QRIS harus dipahami oleh masyarakat, khususnya merchant atau pedagang dan kita sebagai pengguna,” kata Dicky saat dihubungi di Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Dicky menyebutkan bahwa setiap transaksi yang dilakukan dengan QRIS harus dipastikan keakuratannya.

Mulai dari nama penerima, nominal transaksi, hingga rekening tujuan, semuanya harus dicek dengan teliti sebelum pengguna menekan tombol akhir.

Baca Juga: Rupiah Terancam Rp16.600 Akibat Konflik Iran-Israel: Investor Panik Cari Aset Aman

Kesalahan sedikit saja bisa membuat transaksi jatuh ke tangan yang salah, atau lebih buruk lagi, menjadi korban penipuan.

QRIS Makin Populer, Ancaman Penipuan pun Mengintai

QRIS kini semakin digemari karena kepraktisannya. Dengan satu kode QR, pengguna dapat membayar barang dan jasa di toko, kafe, pasar, hingga pedagang kaki lima.

Tak heran jika adopsi QRIS di masyarakat meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Namun, semakin populernya QRIS juga menjadi celah bagi pelaku kejahatan digital.

Salah satu modus yang kerap terjadi adalah penggunaan QRIS palsu. Pelaku mencetak QRIS miliknya sendiri, lalu menempelkannya di tempat usaha orang lain.

Jika pembeli tidak teliti, dana akan masuk ke rekening pelaku, bukan ke pemilik usaha.

Kasus seperti ini sudah terjadi di berbagai daerah, termasuk salah satunya di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Kasus Penipuan QRIS Palsu di Mamuju

Pada 23 Mei lalu, aparat kepolisian dari Tim Opsnal Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulawesi Barat berhasil mengungkap kasus penipuan QRIS palsu.

Pelaku yang merupakan warga Dusun Arokke, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ditangkap di sebuah kafe di Kelurahan Karema, Kabupaten Mamuju.

Modusnya tergolong sederhana namun efektif. Pelaku datang ke sebuah kafe di Jalan Andi Makkasau dan berpura-pura melakukan pembayaran melalui QRIS.

Ia menunjukkan bukti transfer palsu, namun tidak ada notifikasi pembayaran yang masuk ke sistem kasir.

Salah satu pegawai kafe merasa curiga karena dana tidak masuk ke aplikasi m-banking maupun rekening toko.

Setelah ditelusuri lebih lanjut oleh pemilik usaha, terbukti bahwa pembayaran tidak pernah dilakukan, dan QRIS yang digunakan adalah milik pelaku sendiri.

BI Dorong Literasi QRIS Lewat Kantor dan Industri Pembayaran

Melihat semakin banyaknya laporan penipuan berbasis QRIS, Bank Indonesia menekankan bahwa edukasi dan literasi digital merupakan tanggung jawab bersama.

Tidak hanya oleh BI, tapi juga seluruh penyedia jasa pembayaran (PJP), baik bank maupun nonbank.

“Di semua kantor BI, program literasi digital khususnya QRIS jadi salah satu program utama. Tentunya kita lakukan bersama industri,” ujar Dicky.

Ia juga menambahkan bahwa edukasi ini tidak bisa bersifat sukarela saja.

Ke depan, BI berencana menjadikan kegiatan literasi QRIS sebagai kewajiban industri, yang akan diberlakukan secara formal untuk semua PJP.

Tips Aman Bertransaksi dengan QRIS

Agar terhindar dari modus penipuan QRIS palsu, masyarakat disarankan mengikuti beberapa tips berikut:

1. Selalu periksa nama penerima setelah memindai QRIS. Pastikan nama yang muncul sesuai dengan nama merchant tempat kamu belanja.

2. Gunakan QRIS resmi yang disediakan oleh toko. Hindari memindai kode dari sumber yang mencurigakan atau lepas dari tempat aslinya.

3. Pastikan nominal transaksi benar sebelum menekan tombol “Bayar”.

4. Simpan bukti transaksi sebagai referensi jika terjadi masalah.

5. Laporkan ke pihak berwajib atau BI jika menemukan QRIS mencurigakan.

Literasi Digital adalah Benteng Pertahanan

QRIS memang menawarkan solusi praktis dalam pembayaran sehari-hari. Tapi, tanpa pemahaman yang cukup, teknologi ini bisa menjadi alat kejahatan.

Bank Indonesia mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan literasi digital, khususnya dalam penggunaan QRIS, demi mencegah diri sendiri dan orang lain dari modus penipuan yang merugikan.

Dengan pemahaman yang baik, setiap pengguna QRIS bisa lebih waspada dan bijak dalam bertransaksi.

Mari manfaatkan kemudahan digital dengan cerdas, dan jadikan literasi sebagai benteng utama melawan kejahatan siber.

Load More