SuaraSulsel.id - Pangkalan Utama TNI AL VI (Lantamal VI) Makassar mengajak para jurnalis dari sejumlah media untuk mengenali layanan Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB).
Layanan yang disediakan Rumah Sakit TNI AL (Rumkital) Jala Ammari di Makassar, Sulawesi Selatan.
Acara itu untuk mengedukasi masyarakat melalui media massa mengenai manfaat terapi hiperbarik sebagai salah satu metode pengobatan medis yang kini tersedia di fasilitas kesehatan militer milik TNI AL tersebut.
"Terapi oksigen hiperbarik merupakan salah satu bentuk komitmen TNI AL dalam mendukung layanan kesehatan modern, baik bagi prajurit TNI dan PNS TNI maupun masyarakat umum," ujar Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Makassar Brigadir Jenderal TNI (Mar) Wahyudi, Selasa 17 Juni 2025.
Baca Juga: Angka Kematian Meningkat! Menag Desak Evaluasi Layanan Kesehatan Haji
Dalam kegiatan yang berlangsung di ruang Hiperbarik Rumkital Jala Ammari, sejumlah jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik berkesempatan melihat dan merasakan langsung fasilitas ruang terapi oksigen hiperbarik.
Namun sebelumnya awak media ini juga telah mengikuti paparan dari Kepala Rumkital Jala Ammarai Lantamal VI Letkol Laut (K) Suhadi bersama tim medis yang bertugas.
Terapi Oksigen Hiperbarik merupakan pengobatan dengan menghirup oksigen murni di ruangan bertekanan tinggi hingga 2-3 kali tekanan udara normal, sehingga paru-paru menyerap oksigen lebih banyak.
“Singkatnya, Terapi Oksigen Hiperbarik unggul dalam meningkatkan oksigenasi jaringan secara efektif, sehingga mempercepat penyembuhan dan pemulihan berbagai kondisi medis yang melibatkan kerusakan atau kekurangan oksigen jaringan," kata Danlantamal VI Makassar.
Kepala Rumkital Jala Ammarai Lantamal VI Letkol Laut (K) Suhadi juga menambahkan Terapi Oksigen Hiperbarik telah terbukti secara klinis dan digunakan secara luas di dunia medis.
Baca Juga: Waspadai TBC pada Anak: Gejala, Ancaman, dan Pentingnya Deteksi Dini
"Mekanisme terapi menggunakan ruang bertekanan tinggi untuk mempercepat distribusi oksigen ke seluruh jaringan tubuh," kata dia
Adapun manfaat utama terapi ini antara lain mempercepat proses penyembuhan luka dan cedera jaringan, meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi.
Memperbaiki fungsi jaringan rusak akibat berbagai kondisi medis dan membantu pemulihan dari cedera olahraga, pembedahan dan terapi radiasi.
Melalui kegiatan ini pihak Rumkitalt Jala Ammari Lantamal VI berharap masyarakat dapat lebih mengenal Terapi Oksigen Hiperbarik dan mempertimbangkan alternatif pengobatan ini dalam penanganan berbagai kondisi medis tertentu.
Apa Itu Terapi Oksigen dan Sejak Kapan Digunakan?
Terapi oksigen adalah metode medis untuk memberikan oksigen tambahan kepada pasien yang mengalami gangguan pernapasan atau kekurangan oksigen dalam darah.
Oksigen diberikan melalui alat bantu seperti masker wajah, kanula hidung, atau ruang hiperbarik, tergantung pada kondisi pasien dan tujuan terapi.
Secara medis, terapi ini bertujuan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh agar fungsi organ tetap optimal.
Terutama pada penderita penyakit paru-paru seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), pneumonia, asma parah, atau gagal jantung.
Terapi oksigen juga sering diberikan kepada bayi prematur, penderita COVID-19 berat, hingga pasien yang mengalami keracunan karbon monoksida.
Sejak Kapan Terapi Oksigen Digunakan?
Penggunaan oksigen sebagai terapi medis pertama kali tercatat pada akhir abad ke-18, tepatnya pada tahun 1774, ketika Joseph Priestley berhasil mengisolasi gas oksigen.
Namun, baru pada awal abad ke-20, terapi oksigen mulai digunakan secara luas dalam dunia medis.
Pada tahun 1917, dokter Inggris bernama John Scott Haldane mulai merintis penggunaan oksigen secara sistematis untuk pengobatan.
Ia menemukan bahwa menambah oksigen pada udara yang dihirup pasien dapat memperbaiki kondisi mereka. Penelitian ini menjadi tonggak awal penerapan terapi oksigen dalam praktik medis modern.
Selanjutnya, pada era Perang Dunia I dan II, terapi oksigen semakin berkembang untuk membantu perawatan tentara yang mengalami luka atau keracunan gas.
Setelah itu, teknologi oksigen medis semakin canggih, ditandai dengan hadirnya tabung oksigen portabel dan ruang hiperbarik.
Terapi Oksigen di Era Modern
Kini, terapi oksigen menjadi bagian penting dalam perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah (homecare), terutama bagi pasien dengan gangguan pernapasan kronis.
Penggunaan oksigen juga dipantau secara ketat oleh tenaga medis agar dosis dan durasinya sesuai kebutuhan pasien.
Meski bermanfaat, terapi oksigen tetap harus dilakukan dengan pengawasan dokter. Terlalu banyak oksigen justru bisa berdampak negatif, seperti merusak paru-paru atau menekan rangsangan pernapasan alami pada pasien tertentu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Menperin Sebut Perang Iran-Israel Bisa Bikin Industri Dalam Negeri Kocar-kacir
-
Skuad Timnas Indonesia U-23 Dianggap Janggal, Media Vietnam Sorot Gerald Vanenburg
-
Rekomendasi 7 Motor Matic Bekas Murah Rp3 Jutaan, Performa Tangguh buat Aktivitas Harian
-
Perintah Hemat Prabowo Mulai Longgar, Sri Mulyani Buka Blokir Anggaran Rp129 Triliun Bagi 99 K/L
-
Cukai Minuman Manis Batal Berlaku di 2025
Terkini
-
Geger! Mantan Sekda Sulsel Tagih Gaji 8 Miliar, Pemprov: Dasar Hukumnya Mana?
-
Apa Itu Terapi Oksigen dan Manfaatnya Bagi Tubuh?
-
Presiden Prabowo: 4 Pulau Milik Aceh!
-
Rupiah Terancam Rp16.600 Akibat Konflik Iran-Israel: Investor Panik Cari Aset Aman
-
19 Kantor Bank di Sulawesi Selatan Tutup, Apa yang Terjadi?