Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 29 Mei 2025 | 17:36 WIB
Konferensi pers pelaksanaan MIWF 2025 yang akan berlangsung selama empat hari di Fort Roterdam, Makassar, Rabu (28/05/2025) [SuaraSulsel.id/ANTARA]

"Ada banyak pembicara yang berasal dari luar negara seperti Malaysia, Australia, Amerika, Belanda dan lainnya," ujar Aan.

Tidak hanya menghadirkan para penulis, festival ini juga menjalin kolaborasi dengan komunitas, penerbit, dan berbagai lembaga.

Lokakarya yang bisa diikuti seperti; “Seni dan Pemulihan” yang membahas praktik kesenian sebagai cara memulihkan diri para penyintas kekerasan, serta “Kritik Sastra” bersama Doni Ahmadi dan Iin Farliani.

Penulis dan pembicara yang diundang dalam kegiatan MIWF pun memiliki beragam latar belakang menarik.

Baca Juga: Janin Ditemukan Terkubur di Belakang Rumah Pelaku Praktik Aborsi Ilegal di Makassar

Mereka antara lain Andreas Kurniawan (psikiater-penulis), Kurniadi Widodo (penulis-fotografer), Cania Citta (kreator konten-penulis), Natasha Rizky (aktris-penulis), Ian D. Wilson (peneliti-pengajar), dan masih banyak lagi.

Adapun penulis dan pembicara dari Indonesia Timur seperti Ibe S. Palogai (penulis fiksi), Aziziah Diah Aprilya (fotografer).

Faisal Oddang (penulis fiksi), Adibah L. Najmy (penulis fiksi), Margareth Ratih Fernandez (editor), serta Maria Pankratia (penulis fiksi).

Turut pula tujuh penulis terpilih program Emerging Writers yang akan mengisi panel khusus untuk menceritakan proses kreatif dan riwayat pengkaryaan masing-masing.

Mereka adalah Wahyuddin D. Gafur (Ternate, Maluku Utara), Topilus B. Tebai (Dogiyai, Papua Tengah), Kristal Firdaus (Samarinda, Kalimantan Timur)

Baca Juga: Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex

Nany Diansari Korompot (Kotamobagu, Sulawesi Utara), NF Aspany (Mataram, Nusa Tenggara Barat), Ricky Ulu (Atambua, Nusa Tenggara Timur) serta Alghifahri Jasin (Makassar).

Load More