Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 22 Mei 2025 | 15:44 WIB
Istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Selvi Ananda membuka acara Warisan Budaya di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis 22 Mei 2025 [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]

SuaraSulsel.id - Istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Selvi Ananda membuka acara Warisan Budaya di Makassar, Sulawesi Selatan dengan sambutan yang hangat.

Namun, momen tersebut sempat diwarnai kekeliruan kecil yang menarik perhatian.

Selvi yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina Seruni Kabinet Merah Putih itu dua kali salah menyebut Provinsi Sulawesi Selatan sebagai "Sumatera".

Dalam pidatonya, Selvi menyampaikan kekagumannya terhadap kekayaan budaya daerah yang disebutnya luar biasa.

Baca Juga: Investasi Bergairah, Realisasi di Sulsel Naik Rp1,4 Triliun

Apalagi ini bukan kali pertama dirinya datang ke Makassar. Menurutnya, kota ini selalu menarik untuk dikunjungi.

"Mungkin sudah ke tiga kali dan selalu menarik untuk datang ke Makassar," ujarnya di atas podium di Benteng Fort Rotterdam, Kamis, 22 Mei 2025.

Namun dalam bagian awal sambutannya, Selvi keliru menyebut nama provinsi Sulawesi Selatan.

"Jadi banyak sekali yang dimiliki oleh Provinsi Sumatera Selatan ini," ujarnya, sebelum kemudian menyadari kekeliruan itu dan menggantinya dengan Sulawesi Selatan.

Namun, beberapa menit kemudian, kekeliruan serupa kembali terjadi.

Baca Juga: Tenun Kajang: Warisan Sakral Sulawesi Siap Mendunia dengan Indikasi Geografis

Meski sempat salah sebut, suasana ruangan tetap hangat. Gaya bertutur Selvi yang anggun justru membuat para hadirin, termasuk 30 diantaranya istri para Menteri Merah Putih menyimak dengan santai.

Kekeliruan itu tak menyurutkan pesan utama yang Selvi sampaikan.

Yaitu pentingnya menjaga dan melestarikan keberagaman budaya Indonesia, terutama bahasa daerah yang kian terlupakan oleh generasi muda.

Selvi pun menceritakan pengalaman pribadinya soal bahasa daerah di rumah.

Ia dan suaminya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang sama-sama berasal dari Solo, berkomunikasi dengan bahasa Jawa di rumah.

Namun, menurutnya, anak-anak mereka justru tidak bisa membalas dalam bahasa Jawa meski memahami maknanya.

Load More