Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 02 Mei 2025 | 12:22 WIB
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin memimpin upacara hari Pendidikan Nasional di Lapangan Karebosi Makassar, Jumat (2/5/2025). Ia menyinggung fenomena pungutan hingga acara seremoni di Sekolah [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Wisuda PAUD: Tradisi atau Beban?

Sementara itu, dari rumah jabatan Gubernur Sulsel, suara yang senada datang dari Andi Sudirman Sulaiman. Ia tegas melarang acara wisuda dijadikan kewajiban di tingkat PAUD hingga SMA.

"Jangan bebani orang tua siswa," tegas Gubernur Sudirman.

Ini juga bukan omong kosong. Sudah lama orang tua mengeluh tentang biaya wisuda yang bisa tembus ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah.

Baca Juga: Gubernur Sulsel Geram: Wisuda TK-SMA Jangan Jadi Pungutan Liar! PR Juga Dihapus!

Ironis, acara ini kadang lebih mewah dari upacara kelulusan mahasiswa.

Padahal esensinya apa? Foto? Kebaya? Balon-balon dan dekorasi Instagramable?

Kalau tujuannya merayakan capaian anak, bisa banyak cara lain. Tapi ketika jadi kewajiban dan syarat mengambil rapor, ini sudah masuk ranah pemaksaan.

Gubernur menegaskan wisuda formal itu untuk perguruan tinggi. Di bawahnya, kalau mau bikin acara, silakan—tapi jangan paksa.

PR dan Anak yang Lelah

Baca Juga: Selamat Hari Pendidikan Nasional! Yuk, Rayakan Klaim Saldo Dana Kaget Hari Ini

Tak hanya wisuda, Sudirman juga menyentil hal yang lebih dekat ke rumah. PR alias pekerjaan rumah.

Load More