Padahal esensinya apa? Foto? Kebaya? Balon-balon dan dekorasi Instagramable?
Kalau tujuannya merayakan capaian anak, bisa banyak cara lain. Tapi ketika jadi kewajiban dan syarat mengambil rapor, ini sudah masuk ranah pemaksaan.
Gubernur menegaskan wisuda formal itu untuk perguruan tinggi. Di bawahnya, kalau mau bikin acara, silakan—tapi jangan paksa.
PR dan Anak yang Lelah
Tak hanya wisuda, Sudirman juga menyentil hal yang lebih dekat ke rumah. PR alias pekerjaan rumah.
"(Selama) saya Gubernur, tidak boleh ada PR. Yang susah itu orang tuanya," katanya.
Pernyataan ini menyentuh banyak orang tua yang setiap malam harus bertarung dengan anak yang sudah kelelahan, tugas tak kunjung habis, dan halaman LKS yang tak ramah.
Sistem full day school saja sudah menghabiskan waktu dari pagi ke sore. Bukankah anak juga butuh bermain, tertawa, dan tidur cukup?
Gubernur mengingatkan belajar sebaiknya selesai di sekolah. Di rumah, waktunya anak-anak menjadi anak-anak.
Baca Juga: Gubernur Sulsel Geram: Wisuda TK-SMA Jangan Jadi Pungutan Liar! PR Juga Dihapus!
Sistem pendidikan sering kali lupa. Kita tidak sedang mencetak robot, tapi membentuk manusia.
Manusia yang sehat mentalnya, punya rasa ingin tahu, dan tidak takut salah.
Kritik yang Bukan Basa-basi
Kritik-kritik dari Appi dan Sudirman bukan sekadar retorika seremoni tahunan. Mereka bicara tentang ketimpangan sistem yang seringkali dianggap sepele tapi menyakitkan di lapangan.
Ketika AI dan teknologi melaju pesat, kita justru masih berkutat dengan tradisi lama yang membebani. Pungutan, seremoni, dan PR tak berkesudahan.
Hari Pendidikan Nasional ini seharusnya jadi cermin. Jangan hanya berbicara soal “Indonesia Emas 2045” jika hari ini kita masih sibuk ngurus seragam acara perpisahan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Orang Kena OTT, Satu Tim KPK Masih Menunggu di Sulawesi Selatan
- Link Download SKB 3 Menteri Libur 18 Agustus 2025 PDF, Cek Jadwal Libur Nasional Terbaru
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 8 Agustus: Klaim Pain Tendo, Diamond, dan SG2
- Siapa Pembuat Film Animasi Merah Putih One For All yang Tuai Kontroversi?
- Kenapa Disebut 9 Naga? Tragedi Tewasnya Joel Tanos Cucu '9 Naga Sulut' Jadi Sorotan
Pilihan
-
Senyum Manis Jay Idzes Tanda Tangan Kontrak dengan Sassuolo
-
Jay Idzes Resmi Berseragam Sassuolo, Targetkan Lolos dari Zona Merah
-
Perang Tahta Sneaker Lokal 2025: Compass Sang Raja Hype, Ventela Sang Raja Jalanan?
-
3 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh Terbaru Agustus 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
Ini Kisah Syamsuardi, Eks Pelaut yang Sukses Kelola AgenBRILink Podomoro Jaya dari BRI
-
Mendagri Akan Lantik Yosep Sahaka Jadi Plt Bupati Kolaka Timur
-
Surya Paloh Pertanyakan OTT 'Plus', KPK: Bukti Kuat dari Jakarta dan Kendari Mengarah ke ABZ
-
Penampakan Gudang Solar Ilegal di Kabupaten Maros
-
Sanksi FIFA Hantui PSM Makassar: Unggul Cepat, Akhirnya Ditahan Persijap!