SuaraSulsel.id - Risal (33), pemuda di kabupaten Maros, Sulawesi Selatan meninggal dunia saat menampilkan Tarian Angngaru di acara pernikahan. Ia tertusuk badik miliknya yang digunakan saat menari.
Peristiwa naas itu terjadi saat Risal menghadiri prosesi tradisi Mappacci tetangganya, Rabu, 23 April 2025 lalu.
Korban yang melakukan tarian adat Angngaru di momen tersebut malah tertusuk badik miliknya. Polisi menyebut Risal meregang nyawa setelah tertikam di sebelah dada bagian kanan.
Kasus yang sama terjadi di Kabupaten Pangkep dan Gowa, pada Oktober 2024 lalu.
Pria yang menampilkan tarian Angngaru pada acara penyambutan mempelai pengantin pria meninggal dunia seketika saat menusukkan badik ke tubuhnya. Nyawa mereka tidak selamat.
Tarian adat Angngaru adalah salah satu warisan budaya Bugis-Makassar yang sarat akan nilai-nilai keberanian, kesetiaan, dan penghormatan
Tarian ini merupakan bagian dari pertunjukan budaya Bugis-Makassar yang kerap ditampilkan dalam acara adat. Terkhusus untuk penyambutan tamu kehormatan.
Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan tingkat keamanannya. Terutama jika tidak diawasi ketat oleh tokoh adat atau pihak keamanan.
Sejumlah budayawan Sulawesi Selatan sebelumnya sudah memperingatkan agar masyarakat tidak asal menirukan tarian ini.
Baca Juga: Helen's Night Mart Makassar Digerebek: Ratusan Miras Ilegal Disita!
Budayawan Sulawesi Selatan, Khrisna Pabicara, menilai, tarian ini mulai kehilangan makna filosofisnya sehingga berpotensi memicu bahaya.
Ia melihat ada banyak orang yang melakukan tarian ini di acara pernikahan. Padahal Angngaru atau Aru adalah tradisi sakral atau janji setia kepada raja dan tamunya.
"Tidak begitu adab Angngaru. (Tarian) Angngaru tidak bisa digelar saat menyambut pengantin," tegasnya, Sabtu, 26 April 2025.
Ia menjelaskan, tarian ini bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tapi juga merupakan simbol komitmen dan sumpah setia seorang Arung atau kesatria kepada raja, pemimpin, atau tamunya.
Dalam tarian ini, penari yang diperankan oleh pria menunjukkan pengabdian total pada pemimpin atau tamunya. Bahkan bila perlu, nyawa siap dikorbankan demi kehormatan, sesuai prinsip orang Bugis-Makassar.
Dalam tradisi lama, tarian ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus dengan hati yang bersih dan niat yang suci.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Rekrutmen 'Busuk' Polri dari Hulu ke Hilir Bikin Masyarakat Hilang Kepercayaan
-
Dihukum Mati! Fakta Mengerikan Pembunuhan Sales Cantik Terungkap di Sidang
-
Jejak Fakta Fakultas Ekonomi Unhas: Alumni Pertama Orang Toraja
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!