SuaraSulsel.id - Pemerintah Sulawesi Selatan menganggarkan Rp50 miliar untuk penanganan stunting di Sulawesi Selatan pada tahun 2025.
Anggaran itu sebagian akan disalurkan sebesar Rp1 juta untuk tiap anak yang terdeteksi tengkes atau kerdil.
Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulawesi Selatan, Ishaq Iskandar mengatakan, program tersebut akan berjalan mulai bulan Mei.
Pemprov Sulsel sudah menganggarkan Rp50 miliar untuk menekan stunting sesuai instruksi dari Presiden RI, Prabowo Subianto.
"Kita sementara tunggu petunjuk teknis. Jadi mereka discreening dulu (apakah anak ini stunting atau tidak). Pokoknya Rp1 juta, satu anak," kata Ishaq, Senin, 21 April 2025.
Saat ini, jumlah anak yang dideteksi stunting mencapai 23,3 persen. Angka ini berkurang dari tahun 2024 sebesar 27,4 persen.
Walau mengalami penurunan yang signifikan, menurut Ishaq, Sulsel masih masuk dalam 10 daerah tinggi angka stunting di Indonesia. Paling tinggi ada di kabupaten Tana Toraja, Pangkep dan Maros.
Ishaq mengaku penanganan stunting atau tengkes masih menjadi prioritas pemerintahan Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi. Pemprov berinisiatif untuk menurunkan pravelansi hingga 20 persen pada tahun 2026.
"Pak Gubernur minta kita beri dana stimulan atau reward bagi keluarga yang discreening stunting. Supaya dia lebih semangat urus dan perhatikan lagi gizi makanan anaknya. Kalau berhasil, kita tambah lagi Rp500 ribu, tapi itu untuk 3 anak saja (dalam satu keluarga)," sebutnya.
Baca Juga: Tanah Negara 52 Hektare Digugat, Pemprov Sulsel Tolak Putusan Pengadilan Tinggi Makassar
Menurutnya, angka stunting yang masih tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya status gizi kronis pada anak dan ibu hamil.
Penanda stunting adalah ukuran tinggi dan berat badan anak tidak sesuai dengan usianya. Ada ukuran ideal yang menjadi patokan di setiap rentang umur tertentu.
Anak yang stunting berisiko mengalami gangguan kecerdasan, produktivitas rendah, hingga meningkatnya risiko penyakit degeneratif saat dewasa.
Hal tersebut juga dijabarkan dalam dialog interaktif gizi dan pencegahan stunting yang diselenggarakan oleh UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia, bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, serta didukung oleh Tanoto Foundation.
Kepala Bappelitbangda Sulsel, Setiawan Aswad menambahkan, ada sekitar 13.800 anak stunting yang jadi sasaran penyaluran dana stimulan tersebut.
Ia menekankan perlunya penguatan tata kelola lintas sektor dalam menangani masalah ini secara menyeluruh. Tidak hanya dari pemerintah daerah saja.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Sulsel Dukung RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Lindungi Data dan Layanan Publik
-
Begini Kondisi Ruang Rapat Sementara Anggota DPRD Sulsel
-
Kerusakan Gedung DPRD Sulsel Ditanggung Asuransi
-
Makassar Bakal Dikepung Demo 8 September, Ini Titik-Titiknya!
-
Awas! Situs Akademik Palsu Intai Mahasiswa Dosen: Data Pribadi & Keuangan Terancam