SuaraSulsel.id - Polda Sulawesi Selatan masih mengejar ASS, pengusaha sekaligus politikus yang diduga terlibat dalam sindikat pembuatan dan pengedaran uang palsu di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Inisial ASS disebut-sebut adalah Annar Salahuddin Sampetoding. Disebut oleh tersangka lain saat diperiksa. Ia disebut punya peran sentral dari kasus ini.
Annar Sampetoding diduga jadi pemodal untuk membeli bahan baku yang digunakan pelaku Muhammad Syahruna (52) dan John Biliater Panjaitan untuk membuat mata uang palsu.
Namun, hingga kini belum ada klarifikasi atau keterangan resmi dari Annar Sampetoding terkait tuduhan ini.
"Bahan baku dibeli melalui importir bernama Reza (untuk) kertas konstruk dan tinta. (Sementara) bahan baku lain dibeli secara online," ujar Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, Kamis 19 Desember 2024.
Syahruna ditangkap di rumah Annar Sampetoding pada 8 Desember 2024. Sehari setelahnya, Polres Gowa kembali menangkap John Biliater di lokasi yang sama.
Siapa Annar Sampetoding ?
Annar Salahuddin Sampetoding adalah seorang pengusaha ternama asal Sulawesi Selatan. Ia merupakan politisi Partai Keadilan Sejahtera.
Namanya sempat viral beberapa waktu lalu karena perseteruan dengan Fuad Mansyur, mertua Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Dito Ariotedjo.
Baca Juga: Rektor UIN Alauddin: Saya Malu, Saya Marah, Saya Tertampar...
Annar sempat berminat untuk maju di Pilwali Makassar dan Pilgub Sulsel. Namun, niat itu gagal karena tidak diusung satu pun partai politik.
Kini nama Annar Sampetoding masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) bersama dua pelaku lainnya. Sementara, 17 orang sudah ditetapkan tersangka dan ditahan.
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan Wibisono menyebut, rencananya, uang palsu ini akan dipakai untuk keperluan modal bakal calon wali kota Makassar. Untungnya tidak jadi karena tersangka tidak mendapatkan kursi atau dukungan parpol.
Polisi juga memperlihatkan proposal pendanaan untuk Pilkada di kabupaten Barru. Dimana di proposal itu terpampang foto tersangka Andi Ibrahim yang merupakan Kepala Perpustakaan UINAM.
"Tersangka ini sempat akan maju pilkada kemarin tapi tidak punya atau tidak cukup kursi untuk mengusung. Tersangka (AI) juga sempat mengajukan proposal kerja sama untuk memodali Pilkada Barru, tapi tidak diterima," jelasnya.
Diketahui, kasus pembuatan dan peredaran uang palsu ini bermula dari laporan masyarakat pada awal Desember 2024 lalu. Kala itu masyarakat menemukan uang palsu beredar senilai Rp500 ribu mata uang pecahan 100 ribu di kecamatan Pallangga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
Sekolah Rakyat Makassar: Ketika Anak Orang Kaya Ikut Berebut Pendidikan Gratis
-
Ubah Sampah Jadi Emas: Eco Enzyme Jadi Kunci Ekonomi Warga?
-
Dugaan Korupsi Rp87 Miliar di UNM Tercium! Polda Sulsel Usut Dugaan Mark Up Harga Material
-
Harga Beras Meroket? Pemprov Sulsel Gelar 'Gerakan Pangan Murah' untuk Kendalikan Inflasi
-
Berebut Warisan, Pria di Gowa Tega Tembak Ipar Hingga Nyaris Meninggal