Menurutnya, sebagai Rektor, harusnya Hamdan meminta maaf dan mengaku salah karena lemahnya pengawasan di institusi yang ia pimpin. Tidak boleh hanya dengan menyatakan akan memberi sanksi tegas.
Hal tersebut, kata Qasim, seakan menandakan bahwa Rektor cuci tangan dan menimpakan seluruh kasus kejahatan luar biasa ini ke anggota kampus.
"Anda (mesti) mundur sebagai rektor, sebagai bukti kepala rumah yang bertanggung jawab, satria, bukan pengecut. Kini, terserah anda, menimpakan seluruh kejahatan kepada anggota Anda sendiri dengan menyebutnya oknum, dan itu kepengecutan, ," lanjutnya.
Kepala Pondok Pesantren Matahari Maros itu juga mempertanyakan sikap kampus yang mesti menunggu informasi dari polisi terlebih dahulu. Kenapa tidak punya inisiatif untuk menginvestigasi internal kasus ini.
Baca Juga: Oknum Dosen UIN Makassar Diduga Cetak Uang Palsu Miliaran di Ruang Rahasia Kampus
"Kenapa menunggu polisi memberitahu bahwa ada kejahatan terjadi di rumah anda? Tidak mundur bisa berarti pengecut karena tidak mau menerima kejahatan anggota rumah sendiri, (yang awalnya) sesungguhnya oleh kesalahan kepala rumah yang tidak melaksanakan fungsi pengawasan terhadap suasana rumah," ujarnya.
Sementara, Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhanis bilang sudah menonaktifkan sementara dosen yang diduga terlibat peredaran uang palsu. Terduga pelaku adalah Kepala Perpustakaan, AI.
"Sudah diberhentikan sementara," kata Hamdan.
Meski begitu, kata Hamdan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan polisi. Apakah AI beraksi sendiri atau ada keterlibatan pegawai lain
"Kami akan hormati proses pemeriksaan di polisi," ucapnya.
Baca Juga: Rektor Universitas Nahdlatul Ulama: Djarum Beasiswa Plus Pelatuk Generasi Muda Unggul
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Suparnoto yang dikonfirmasi mengaku belum dapat informasi soal penangkapan kasus peredaran uang palsu tersebut.
"Segera saya cek," tuturnya.
Sebelumnya, seorang oknum dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan diduga terlibat pembuatan dan pengedaran uang palsu hingga miliaran rupiah. Identitasnya saat ini masih dirahasiakan polisi.
Dosen tersebut diketahui masih berstatus aktif. Pria yang diduga Kepala Perpustakaan UIN ini menjadikan ruangan tersembunyi di kampus II, Kabupaten Gowa sebagai tempat percetakan uang palsu.
Dari informasi yang beredar, kasus ini terungkap ke publik saat salah satu pelaku meminta tolong ke kerabatnya untuk membayar cicilan.
Namun, pihak kreditur curiga sebab uang yang diberikan tak bisa terbaca oleh mesin hitung atau money counter.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kemarin Koar-koar, Mertua Pratama Arhan Mewek Usai Semen Padang Tak Main di Liga 2
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
- Resmi! Bek Liga Inggris 1,85 Meter Tiba di Indonesia Akhir Pekan Ini
- Rekomendasi Aplikasi Penghasil Uang Resmi Versi Pemerintah Mei 2025, Dapat Cuan dari HP!
- Lesti Kejora Dipolisikan karena Cover Lagu Yoni Dores, Ariel NOAH Pasang Badan: Kenapa Dipidanakan?
Pilihan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Terbaik 2025, Anti Aging Auto Bikin Glowing
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP di Bawah Rp5 Juta, Layar AMOLED Lensa Ultrawide
-
5 Rekomendasi HP Xiaomi Rp 1 Jutaan dengan Spesifikasi Gahar Terbaik Mei 2025
-
7 Rekomendasi Mobil Seken Murah, Hemat Bensin Tak Khawatir Rawat Mesin
-
4 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta: Irit Bahan Bakar, Kabin Longgar
Terkini
-
identitas Unhas Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang ISMA-SPS Award 2025
-
Petani Bone Kaya Mendadak! Pisang Cavendish Tembus Pasar Korea, Permintaan Menggila!
-
Miris! SD Negeri di Pelosok Ini Terancam Tutup Karena Ditinggal Murid
-
Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?
-
BRI Terus Kawal Mimpi Anak Muda di Pentas Sepak Bola Lewat Sponsorship GFL Series 3