Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 19 September 2024 | 14:23 WIB
Ilustrasi: Aksi Suporter PSM Makassar saat mendukung timnya dalam laga Persija Jakarta Vs PSM Makassar pada final Kratingdaeng Piala Indonesia 2018-2019 leg pertama di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (21/7/2019) [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

SuaraSulsel.id - Bakal calon wali kota dan wakil wali kota Makassar berlomba-lomba merebut hati pendukung PSM Makassar. Sejumlah janji dilontarkan dari para paslon.

Stadion menjadi salah satu janji mereka. Apalagi Pasukan Ramang saat ini belum punya home base dan masing jadi tim musafir.

Pengamat politik Unhas Sukri Latief mengatakan, janji pembangunan stadion memang cukup seksi untuk ditawarkan.

Sebab, ini berkaitan dengan kantong suara tertentu yang bisa menentukan arah kemenangan.

Baca Juga: Dokumen Belum Lengkap, Stadion Sudiang Tetap Jalan Meski Jokowi Batal Groundbreaking

Apalagi kota Makassar sekarang ini butuh stadion sebagai tempat menyalurkan hobi sepak bola, dan tentunya bagi suporter PSM.

"Stadion menjadi salah satu ikon kota dan lekat dengan olahraga yang dekat dengan masyarakat yaitu sepak bola. Makassar punya PSM yang tidak punya stadion juga. Ini tentu akan menjadi perhatian pecinta sepak bola, termasuk suporter PSM," ujarnya, Kamis, 19 September 2024.

Dia mengatakan, hal ini dilakukan para kandidat tentu untuk menarik perhatian pemilih. Masyarakat akan diarahkan pikirannya terhadap siapa sebenarnya yang paling berkomitmen membangun stadion yang sudah bertahun-tahun tidak berhasil.

"Yang bisa menjadi salah satu indikator keberhasilan kan setelah stadion berdiri. Ini yang coba dijanjikan kandidat untuk menarik perhatian para pemilih," lanjutnya.

Berkaitan dengan figur yang paling berpotensi, dia menilai semua punya peluang. Tetapi kalangan masyarakat tertentu akan menilai juga siapa figur yang memag pernah terlibat langsung dalam menangani stadion.

Baca Juga: 3 Calon Penjabat Sementara Wali Kota Makassar Usulan Pemprov Sulsel

"Mengenai potensi, saya kira semua punya. Tetapi, Appi pernah menjadi bagian dari PSM. Maka bisa jadi dia dianggap paham, tahu persis mengenai itu, dan dianggap mampu menghadirkan stadion," tuturnya.

Kemudian Indira yang di sana juga ada Danny Pomanto sebagai wali kota, juga bisa mendapat keuntungan. Sebab Danny pernah menjanjikan pos anggaran akses jalan Stadion Sudiang.

"Dua ini saya kira punya potensi cukup karena selangkah lebih maju dari yang lainnya," imbuhnya.

Dengan begitu, Sukri menganggap hal ini akan menjadi perhatian juga bagi pengamat sepak bola, pelaku sepak bola, pecinta sepak bola, bahkan pihak-pihak yang greget dengan janji yang tidak kunjung terealisasi.

"Itu akan bergantung dengan strategi kandidat untuk mengolah isu, sejauh mana mampu meyakinkan masyarakat. Apalagi kalau sudah menyetuh ranah gengsi, maka ini pasti akan menjadi konsen pemilih juga," ungkapnya.

Para kandidat pun punya komitmen seragam. Mereka masing-masing mengklaim sudah punya metode sendiri untuk mewujudkan hadirnya stadion bertaraf internasional di Makassar.

Salah satu bakal calon wali kota, Munafri Arifuddin, sudah menegaskan, stadion merupakan salah satu hal penting di Makassar.

"Harus dong. Makassar ini kota besar, punya tim sepak bola dengan nama besar, dan masyarakatnya juga dekat dengan sepak bola. Ini bukan hanya PSM, tetapi untuk banyak pihak," ucapnya.

Ia melanjutkan, perputaran ekonomi juga bisa semakin baik jika Makassar punya stadion. Berbagai sektor ekonomi bisa disentuh dan dimaksimalkan sehingga pendapatan masyakat dan daerah juga semakin baik.

"Anggap saja satu kali PSM main sudah ada berapa ribu tiket terjual. Di sana ada pajak, pembeli atribut PSM jalan, kaki lima dapat pembeli, parkir masuk. Jadi ini bukan untuk satu segmen saja," terangnya.

Andi Seto Asapa pun demikian. Dia menegaskan, jika terpilih menjadi wali kota Makassar, maka Kota Daeng akan punya stadion yang layak dengan standar Internasional.

"Doakan mimpi besar kami, mari bangun kota kita sama-sama, dan kita juga akan bersama-sama mewujudkan, insya Allah Makassar akan punya stadion bertaraf internasional," tuturnya.

Indira Yusuf Ismail juga melontarkan hal serupa. Meski dia tidak menyampaikan secara langsung, tetapi Danny Pomanto sudah menegaskan bahwa stadion di Sudiang harus terwujud.

Dia bahkan sempat menyiapkan anggaran sebesar Rp200 miliar untuk ases jalan stadion. Namun tampaknya itu urung dilakukan di anggaran perubahan. Anggaran baru bisa cair pada pos APBD pokok 2025.

"Itu kan lahannya milik pemprov, yang mau membangun itu pusat, dan kami menyediakan akses jalannya. Rencananya kan Rp200 miliar di perubahan," kata Danny Pomanto.

Demikian juga ditegaskan pasangan Amri Rasyid-Rahman Bando. Ia juga menawarkan hal serupa.

Amri Arsyid menegaskan, sejak awal pihaknya sudah menyampaikan bahwa stadion adalah hal yang harus diperjuangkan.

"Tetapi ini kan kewenangan bersama, maka tentu akan ada komunikasi juga ke pemprov. Kami selaku salah satu pengusung cagub juga akan mengkomunikasikan hal itu. Karena kami menganggap ini penting dan layak diperjuangkan," kata dia.

Amri juga menegaskan, pihaknya selalu mengedepankan inklusifitas, sehingga semuanya akan dirangkul dan dilibatkan. Termasuk para pelaku sepak bola, legenda, pelatih, tokoh olahraga, dan semua pihak yang bersangkutan.

"Kami selalu utamakan keterbukaan dan mengambil aspirasi dari bawah. Maka kami tentu akan bertemu dengan para tokoh sepak bola untuk hal ini, demi menggali lebih dalam. Kemudian kami akan eksekusi, sesuai dengan kemampuan fiskal daerah," sebutnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More