SuaraSulsel.id - Video pendek Ustadz Nur Maulana melakukan ritual memakaikan songkok putih di kepala jemaah haji mengundang pertanyaan netizen.
Dalam video, terlihat Ustadz Maulana membaca doa dan pelan-pelan meletakkan songkok di kepala seorang pria yang berlutut.
Keterangan yang tertulis dalam video menyebutkan tradisi tersebut dinamakan Mappatoppo. Dilakukan oleh sejumlah jemaah haji dari Sulawesi Selatan.
Mengutip website Kementerian Agama Sulawesi Selatan, masyarakat suku Bugis dan Makassar memiliki banyak tradisi terkait haji.
Baca Juga: PPIH Embarkasi Makassar Catat 11 Orang Jemaah Haji Meninggal Dunia
Mulai berangkat dengan tradisi malise’ tase’ atau mengisi koper jemaah. Kemudian ketika jemaah di Tanah Suci, keluarga di Indonesia membaca Barzanji tiap malam Jumat. Dan, hingga jelang kepulangan jemaah ke Tanah Air.
Untuk momen yang dilakukan Ustadz Nur Maulana adalah ritual terakhir. Masyarakat di Sulawesi Selatan menyebutnya dengan tradisi ‘Mappatoppo".
Sederhananya, memakaikan kerudung bagi jemaah haji perempuan dan bagi jemaah laki-laki dipakaikan songkok putih.
“Setelah seluruh rangkaian ibadah haji selesai yang ditandai dengan Tawaf Ifadah, ada beberapa ritual yang dilakukan oleh jemaah yang menjadi tradisi warisan leluhur,” pesan WA jemaah haji Kabupaten Maros, Idris, dari Tanah Suci, Jum’at (21/6/2024).
“Salah satunya adalah tradisi “Mappattoppo Songkok Talili”. Tradisi ini sebagai bentuk kesyukuran jemaah haji setelah seluruh rangkaian ibadah haji telah selesai dilakukan.
Baca Juga: Farida Calon Haji Asal Kabupaten Toli-Toli Meninggal di Tanah Suci
Tradisi Mappattoppo songkok ini bermakna sebagai bentuk menghargai, menjaga sifat-sifat yang tidak baik sebagai seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji. Karena haji merupakan ibadah yang paling mulia dan paling berat dalam rukun Islam.
Oleh karenanya, proses Mappattoppo ini didahului dengan sujud syukur menghadap ke Kiblat atau ke Kakbah. Adapun proses Mappattoppo dilakukan oleh seseorang yang sudah melakukan ibadah haji sebelumnya.
“Urutannya, didahului dengan sujud syukur menghadap kiblat, lalu orang yang dituakan ini membaca sholawat kepada Nabi kemudian meletakkan Songkok Talili di atas kepala jemaah haji,” terang Idrus.
“Ada beberapa yang berpendapat, ketika kerudung atau songkok sudah diletakkan di atas kepala, maka jamaah haji harus mengenakannya selama 40 hari baru bisa dilepas.”
Terkait tradisi jemaah haji ini, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhwan Kecamatan Marusu, Ustadz Ansar, menyampaikan bahwa hal ini seperti wisuda.
“Hanya semata-mata kebiasaan atau tradisi. Ini ibaratnya orang wisuda, yang menandakan bahwa selesai semua pelaksanaan rukun hajinya.
“Ini juga terkait dengan kebiasaan cara beragama masyarakat. Kita di Maros lebih senang kalau banyak doa dan yang mendoakan,” ucap Ustadz Ansar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
5 Rekomendasi Parfum Murah Wangi Tahan Lama, Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa
-
APBN Bakal Tekor Imbas Beban Subsidi Listrik Terus Melonjak
-
Spesifikasi dan Harga Robot Polisi yang Viral di HUT ke-79 Bhayangkara
-
5 Sepatu Lokal Mulai Rp50 Ribuan yang Wajib Dikoleksi, Modis buat Tunjang Aktivitas
Terkini
-
SPMB Jalur Calo? Dinas Pendidikan Makassar Beri Jawaban Tegas
-
Produktivitas Klaster Susu Ponorogo Meningkat Berkat Dukungan BRI
-
Bom Ikan Meledak Tewaskan Pemilik Rumah di Bulukumba
-
Siapa Pelaku Penembakan Misterius di Gowa dan Bone?
-
Raih 15 Penghargaan Sekaligus, BRI Jadi Perusahaan Publik dengan Peringkat Tertinggi di Indonesia