"Kabel listriknya dari darat, dibuatkan tiang kayu sebagai penyangga kabel, jaraknya mungkin lebih 1 kilometer, saat ini masih masjid dan ke depan semoga rumah warga juga sudah punya listrik," kata Rafiudin, sembari memperlihatkan deretan kayu yang tertancap di laut.
Selain listrik, kebutuhan pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas kebutuhan warga di kampung terapung itu, karena sebagian besar mereka tidak sekolah.
"Semua anak-anak di sini buta huruf, ada sekolah, tapi tidak ada gurunya, ada posyandu yang tenaga kesehatan setiap bulan datang, saat ini anak-anak Bajo mulai rajin mengaji di masjid," katanya.
Terlepas dari semua kekurangan itu, dia berharap ke depan Kampung Bajo ini bisa berkembang baik dan menjadi salah satu destinasi wisata kampung terapung di Buton Tengah.
"Di sini sangat menyenangkan, ngabuburit sambil menyaksikan matahari terbenam," kata Rafiudin, sambil menunjuk ke arah barat.
Sementara Usman, pengunjung asal Kendari, Sulawesi Tenggara, mengaku sangat puas berkunjung ke masjid itu.
"Lokasi ini menarik buat yang hobi fotografi, terutama yang senang hunting sunrise dan sunset, penduduknya juga ramah, apalagi jarak dari daratan ke sini hanya butuh 10 menitan," kata Usman, sembari memasang lensa pada kameranya.
Bagi dia, permukiman Suku Bajo, khususnya yang berada di perairan laut, sangat menarik untuk dikunjungi, karena, selain menawarkan pemandangan alam, kearifan lokal masyarakatnya juga menarik
Dia berharap ke depan agar pemerintah menjadikan salah satu kampung terapung Suku Bajo yang kebanyakan tersebar di perairan laut Sulawesi Tenggara menjadi salah satu tujuan wisata di Bumi Anoa ini.
Baca Juga: Detik-detik Pria Meninggal Saat Baca Al Qur'an di Masjid Kampus UNM, Netizen Cemburu
Hal itu juga diungkapkan Hendra, warga Dusun Kaudani, merasa senang ketika ada orang luar mau berkunjung ke kampungnya.
"Kami warga di sini sangat bersyukur dengan jadinya masjid Ka'bah ini, kami nyaman sembahyang dan sangat senang jika ada orang luar datang karena masjid ini," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Buton Tengah Irwan Seni Rajab mengatakan mendukung adanya tempat wisata religi yang ada di Dusun Kaudani, selama objek tersebut tidak berisiko bagi pengunjung .
Karena kebanyakan Kampung Bajo itu lebih dekat dengan perairan laut, sehingga pemerintah daerah memikirkan keselamatan pengunjung. Dinas Pariwisata Buton Tengah berupaya melakukan survei lapangan terlebih dahulu untuk menguji kelayakan kampung tersebut menjadi tujuan wisata religi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Benteng Terakhir Runtuh: Saat Ayah Kandung dan Guru Jadi Predator Paling Keji di Makassar
-
Maluku Lakukan Operasi Bypass Jantung Pertama Sejak RI Merdeka
-
Ketua PKK Sulsel Beri Hadiah Rp300 Juta di Jambore PKK 2025
-
Berapa Bulan Gaji Pemain PSM Makassar Belum Dibayar? Ini Pengakuan Manajemen
-
3 Tersangka Perumda Palu Dijebloskan ke Penjara!