Muhammad Yunus
Selasa, 23 Januari 2024 | 18:06 WIB
Ratusan pelajar menari tari kolosal di Stadion Malili, Luwu Timur. Tarian ini menceritakan rakyat Luwu dalam melawan Belanda [SuaraSulsel.id/ Lorensia Clara T]

Luwu yang sebelumnya dikenal sebagai "Wija to Luwu", berubah menjadi kota yang dilanda kehancuran dan duka cita.

Tentara Indonesia dan pemuda yang pada saat itu masih dalam tahap pembentukan dan kurang persenjataan telah berjuang mati-matian melawan pasukan Belanda. Namun, perbedaan kekuatan dan persenjataan yang tidak seimbang membuat perlawanan tersebut tidak mampu menghentikan serangan yang mematikan.

Pasukan pemuda akhirnya menyerah. KNIL dan NICA berhasil menguasai kota Palopo dan sekitarnya.

Untuk memperingati perjuangan itu, maka setiap tahunnya diperingatilah Hari Perlawanan Rakyat Luwu pada 23 Januari. Momentum ini jadi refleksi atas nilai-nilai perjuangan, nasionalisme, sekaligus semangat untuk membangun masa depan Tana Luwu yang lebih baik.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More