SuaraSulsel.id - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin menyinggung kondisi kelistrikan di Sulawesi Selatan. Menurutnya, daerah ini mengalami krisis listrik yang berdampak pada investasi.
Hal tersebut dikatakan Bahtiar saat penyerahan secara digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) tahun 2024 di kantor Gubernur Sulsel, Rabu, 13 Desember 2023.
"Jadi saya minta di OPD Pemprov itu, berhenti itu tandatangan MoU dengan perusahaan yang mau bangun ini, bangun itu. Kenapa? listrik di Sulsel sekarang krisis. Gelap gulita Sulsel ini," kata Bahtiar.
Diketahui pemadaman listrik secara bergilir terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Selain karena dampak dari fenomena El Nino, kapasitas listrik yang dihasil pembangkit juga masih cukup kecil.
Sementara syarat utama dari investor jika ingin menanamkan investasi adalah ketersediaan pasokan listrik yang aman. Bahkan contoh kecilnya, usaha mesin fotocopy saja harus menggunakan listrik.
"Listrik saja belum diatasi. Mau bagaimana? paling cepat kita butuh waktu 18 bulan baru nyala listrik itu," ujarnya.
Menurutnya, jika kondisinya begitu terus maka investor akan lari. Bahtiar pun berharap pemerintah kabupaten/kota fokus ke investasi yang tidak membutuhkan banyak listrik seperti pertanian dan perikanan.
"Karena kalau nunggu investasi sementara listriknya tidak ada, mungkin tidak akan terealisasi. Jadi investasi ke sektor yang tidak menggunakan listrik banyak kayak pertanian dan perikanan," sebutnya.
Diketahui, belanja negara tahun 2024 untuk wilayah Sulawesi Selatan ditetapkan sebesar Rp54,77 triliun. Anggaran itu terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp22,97 triliun dan transfer ke 25 pemda se-Sulawesi Selatan sebesar Rp31,8 triliun.
Baca Juga: Mengungkap Misteri Danau Toakala, Legenda Mistis di Balik Keindahan Alam Sulawesi Selatan
Menurut Bahtiar, dengan anggaran sekecil itu, pemerintah daerah harus memikirkan sumber pendapatan baru. Tidak boleh hanya bergantung pada bantuan pemerintah pusat.
"Maka harus fokus mau kembangkan apa. Misal Wajo, mau jadi kabupaten cabai atau nenas, maka fokus di bidang itu saja. Begitupun daerah lain, Luwu Timur ini juga. Jangan hanya andalkan nikel, itu 20 tahun habis, selesai," tuturnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
Terkini
-
Program Diskon Pajak Kendaraan Diperpanjang, Jangan Lewatkan Tanggalnya!
-
Siapa Tersangka Baru Penculikan Bilqis? Ini Penjelasan Kapolda Sulsel
-
Ratusan Aparat Sisir Dua Kampung Pelaku Bentrokan di Makassar
-
Menteri Agama Gerakkan Empat Kampus Islam Merumuskan Jalan Damai bagi Gaza
-
Petani Lada Luwu Utara Tolak Pembangunan Markas TNI di Blok Tanamalia PT Vale