Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 11 April 2023 | 14:14 WIB
Mantan Rektor Universitas Tadulako Palu Muhammad Basir Cyio [SuaraSulsel.id/Instagram Humas Untad]

Lewat media tersebut, Basir mengaku berbesar hati dan ikhlas menerima apa pun resiko yang terjadi.

Selaku mantan Rektor Untad sekaligus pengarah panitia penerimaan CPNS Tahun 2018. Basir mengaku tidak mengetahui siapa-siapa yang menitip nomor tes ke Amir Makmur selaku Kepala Bagian Kepegawaian saat itu.

Salah satu yang ikut terseret adalah keponakan Prof Mahfudz, kini jadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako.

Prof Mahfudz adalah Rektor Universitas Tadulako setelah Basir Cyio. Kini Rektor Universitas Tadulako dijabat oleh Prof Amar.

Baca Juga: Gaduh Penolakan Pemberian Gelar Profesor Kehormatan di Internal Kampus, UGM Lakukan Kajian Akademik

"Menurut informasi, ada juga yang menitip nomor test kepada Anda? Siapa itu? Kalau tidak salah ingat ponakan Prof Mahfudz (mantan rektor), yang kini menjadi dosen di Fakultas Kedokteran," tanya wartawan ke Basir.

"Namanya saya tidak hafal, tanya Amir Makmur," jawab Basir.

Manipulasi Nilai Calon Dosen

Dugaan manipulasi nilai peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilaporkan terjadi di Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. Puluhan peserta disebut jadi korban.

Kasus ini dibongkar salah satu peserta CPNS, Fachruddin Hari Anggara Putera.

Baca Juga: Ramai Penolakan UGM Terhadap Gelar Profesor Kehormatan, Begini Keterangan Kampus

Fachruddin atau Angga telah melaporkan kejadian tersebut ke banyak lembaga. Kementerian PAN dan RB, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, BKN, dan Ombudsman.

Angga sapaannya menceritakan kejadian itu terjadi pada penerimaan CPNS tahun 2018. Saat itu, Angga melamar sebagai dosen di Universitas Tadulako, Palu.

Angga yang berstatus sebagai dosen tetap non PNS di kampus yang sama saat itu dinyatakan lolos seleksi administrasi dan maju ke tahap selanjutnya. Yakni Seleksi Kompetensi Dasar (SKD).

Pada tahap SKD, Angga meraih nilai tinggi dengan nilai 349. Sementara, nilai peserta lainnya lebih rendah, yaitu 347 dan 268.

Dugaan kecurangan mulai tercium ketika tahap seleksi kompetensi bidang (SKB). Pada tahapan ini penyelenggaranya adalah Universitas Tadulako.

Nilai SKB Angga anjlok drastis. Pada tes substansi, ia hanya mendapat nilai 20 dari 100 soal pilihan ganda. Tes wawancara 47, dan tes kemampuan mengajar atau micro teaching hanya 50.

Load More