Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 31 Januari 2023 | 14:58 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin didampingi Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman saat melakukan groundbreaking Rumah Sakit UPT Vertikal Makassar untuk otak, jantung dan kanker di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 31 Januari 2023 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada 250 ribuan pasien di Indonesia yang meninggal akibat jantung setiap tahunnya. Di antara angka itu, ada sekitar 6.000 bayi dan anak-anak.

Budi menjelaskan sekitar 48 ribu bayi di Indonesia setiap tahun lahir dengan kelainan jantung bawaan. 25 persen dari 48 ribu itu mengalami kelainan jantung bawaan kritis.

Artinya, sekitar 12 ribu bayi harus menjalani operasi setiap tahunnya. Jika tidak, maka akan meninggal.

"Jadi, 12 ribu bayi di Indonesia setiap tahun harus antre operasi jantung, dibedah. Kalau tidak, dia wafat," ujarnya saat melakukan groundbreaking rumah sakit Vertikal di Makassar, Selasa, 31 Januari 2023.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Minta Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Kabupaten Luwu Disetop

Masa tunggu operasi, kata Budi cukup lama. Bahkan bisa sampai 8 bulan.

Penyebabnya karena penyebaran dokter spesialis yang tidak merata. Selain itu rumah sakitnya yang tidak memadai.

"Kita tidak punya cukup spesialis untuk bedah toraks kardiovaskular anak. Itu hanya sedikit rumah sakit di Indonesia punya bedah jantung anak," jelasnya.

Hal tersebut membuat sebagian masyarakat memilih berobat ke luar negeri. Biaya yang dihabiskan untuk pengobatan jantung bahkan mencapai Rp10 triliun setiap tahunnya.

"Kondisi seperti ini kan buat kita agak miris. Udah 77 tahun merdeka, masa sih kita membiarkan 6.000 anak itu meninggal setiap tahun," ungkapnya.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Siap Tampilkan 100 Lebih Produk Unggulan di Inacraft 2023

Budi menambahkan pemerintah punya sejumlah rumah sakit rujukan untuk penyakit Katastropik, seperti jantung, stroke, otak dan kanker. Namun antrean pengobatannya panjang.

Dengan adanya Rumah Sakit UPT Vertikal di Makassar, maka akan menjadi rumah sakit rujukan penyakit Otak, Jantung, dan Kanker di Indonesia Timur.
Budi pun meminta agar rumah sakit tersebut bisa selesai sebelum masa jabatan Presiden Joko Widodo selesai.

"Saya titip rumah sakit ini dibikin oleh vertikal bukan untuk kota Makassar atau Sulsel saja, tapi ini menjadi pusat pelayanan rumah sakit dengan kualitas yang paling baik untuk Indonesia Timur. Jadi mohon titipan itu bisa diselenggarakan, rumah sakit ini harus selesai sebelum Jokowi turun. Kalau dibangun kemudian tidak bisa diresmikan, marah juga pak Jokowi," tegas Budi.

Diketahui, rumah sakit otak, jantung dan kanker tersebut dibangun di atas lahan seluas 6 Hektare dengan nilai kontrak Rp1,4 triliun. Kementerian Kesehatan menargetkan proyek tersebut selesai tahun 2024.

Sementara, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengaku Pemprov Sulsel siap mendukung fasilitas lainnya untuk pembangunan rumah sakit. Seperti jalan dan taman.

Ia mengatakan kehadiran rumah sakit otak, jantung dan kanker di Makassar akan memudahkan pasien di Indonesia Timur. Mereka tak perlu lagi ke Jakarta dan Surabaya untuk berobat.

"Apalagi antrinya panjang. Saya sendiri kemarin membawa lima anak berobat masalah jantung, baru dua yang bisa ditangani karena panjang antreannya," kata Sudirman.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More