SuaraSulsel.id - Bicara soal suku Bugis, maka tak lepas dari kehidupan warga Makassar mulai dari budaya, bahasa, pakaian, perhiasan, kuliner hingga kebiasaan atau tradisi.
Masyarakat suku Bugis Makassar pun hingga kini masih melestarikan tradisi tersebut sebelum melangsungkan pernikahan.
Salah satu tradisi yang selalu dilestarikan adalah lamaran atau Mappetuada. Mappettuada berasal dari kata Bugis "mappettu" yang berarti memutuskan dan kata "ada" yang berarti perkataan.
Sehingga Mappettuada berarti memutuskan perkataan tentang pernikahan.
Baca Juga: Terekam CCTV, Anggota Polrestabes Makassar Diduga Todongkan Pistol ke Santri
Tradisi ini akan mempertemukan kedua keluarga dari calon mempelai pria dan mempelai perempuan.
Biasanya, keluarga mempelai pria yang akan berkunjung ke kediaman mempelai perempuan
Pada acara tersebut, kedua keluarga akan menggunakan pakaian rapih formal, dan umumnya pada bagian bawahan baik perempuan maupun pria dari kedua keluarga akan menggunakan sarung lipa'sabbe'.
Pada Mappettuada, kedua keluarga akan membahas terkait mahar pernikahan, tanggal pernikahan, dan keperluan pernikahan lainnya.
Selain itu, pada Mappettuada, keluarga pria juga akan menyerahkan sejumlah uang (uang pannai) kepada pihak keluarga perempuan (keperluan pesta).
Baca Juga: Diduga Cekcok Dengan Suami, Istri Anggota TNI di Makassar Nekat Gantung Diri
Pada Mappettuada, pinangan diresmikan dengan pihak pria mengirimkan hantaran berupa perhiasan untuk pihak perempuan. Ini bermakna pihak perempuan telah diikat dan akan segera menikah.
Uniknya pada tradisi ini, tamu akan disuguhkan dengan beragam kue tradisional bugis yang disajikan di atas bosara.
Sajian hidangan makanan tradisional ini umumnya terasa manis, ini diharapkan bahwa kehidupan nantinya juga terasa manis seperti kue-kue tradisional yang disajikan.
Berita Terkait
-
Lupakan Kegagalan Jinakkan Persib, Persija Siap Amuk PSM Makassar
-
Intip Souvenir Berkelas Resepsi Pernikahan Angga-Shenina, Lagi-Lagi Pesan Pakai Nama Aldi dan Lita
-
Pentingnya Persiapan Moral Sebelum Menikah untuk Hindari Ghosting dan KDRT
-
Pernikahan Lavender, Adakah Hubungannya dengan Perceraian Sherina dan Baskara?
-
Paksa PSIS Semarang Berbagi Poin, PSM Perbaiki Rekor Tandang di Jatidiri
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Terungkap! Dosen UNM Diduga Cabuli Mahasiswa Sesama Jenis, BEM Cari Korban Lain
-
Kerbau Termahal Asal Toraja Ditetapkan Sebagai Kekayaan Intelektual
-
Parah! Sekprov Sulsel Jadi Korban Pungli Oknum Lurah di Kota Makassar
-
Melalui BRI UMKM Expo 2025, Songket PaSH Sukses Tingkatkan Penjualan Produk
-
Rumah Rp1,4 Miliar Terendam Banjir, Warga Makassar Tuntut Pengembang Ganti Rugi