Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 13 November 2022 | 14:38 WIB
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla atau JK saat menghadiri 70 tahun Kalla Group di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (28/10) [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla mengaku pernah merugi hingga jutaan dollar. Karena tidak percaya teknologi komunikasi akan berkembang dengan sangat cepat.

Cerita tersebut disampaikan JK di depan civitas Acadamedia ITS Surabaya. Saat orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ITS yang ke 62 di Graha ITS, Surabaya, sabtu (12/11/2022).

Cerita berawal ketika awal tahun 1990-an, perusahaan JKbekerja sama dengan PT Telkom untuk membangun jaringan komunikasi telepon kabel untuk Indonesia timur. Investasinya yang dikeluarkan JK mencapai 400 juta dollar.

Jika dikonversi dalam rupiah saat ini sekitar Rp6 Triliun. Dengan hitungan 1 dollar Amerika sama dengan Rp15.400.

Baca Juga: Jusuf Kalla Ajak Umat Islam Kompak Lakukan Gerakan 45, Apa Itu?

“Bisnis saya pernah telekomunikasi bekerja sama Telkom. Kerja sama operasi membangun sistem telekomunikasi di seluruh Indonesia. Investasinya kira-kira 400 juta dollar tahun 90-an awal. Bangun kabel di mana-mana hingga ke papua," ujar JK dalam orasinya.

Lebih lanjut menurut JK, ketika proyek tersebut berjalan ia mengikuti seminar teknologi di Bandung dan Amerika.

Saat itu pemateri dari dua seminar yang diikutinya memaparkan bahwa kelak di masa depan teknologi komunikasi dan transaksi dapat dimasukkan ke dalam saku.

Saat itu JK tidak dapat membayangkan seperti apa teknologi yang disampaikan oleh professor pada seminar tersebut.

JK tidak percaya apa yang disampaikan oleh pemateri pada dua seminar yang dihadiri dan tetap melanjutkan proyeknya.

Baca Juga: Jusuf Kalla: Sebagian Besar Umat Islam Tidak Mampu Laksanakan Rukun Islam Keempat dan Kelima

“Saya menghadiri seminar di Bandung dan Amerika. Pematerinya bilang nanti semua transaksi dan komunikasi dan transaksi hanya lewat saku. Itu tahun 1993 profesor bicara seperti itu tahun 1993. Saya bilang, ini profesor ngomong apa bagaimana caranya komunikasi dan transaksi yang lewat kantong. Saya tidak percaya itu saya tetap bangun itu jaringan komunikasi," lanjut ketua DMI tersebut.

Load More