Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 03 November 2022 | 19:35 WIB
Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa [SuaraSulsel.id/DKSR Unhas]

SuaraSulsel.id - Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa mengatakan informasi tujuh profesor mundur dari Unhas tidak benar. Mereka hanya tidak mau mengajar.

Tujuh guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin kompak menulis surat pengunduran diri sebagai pengajar program doktor atau S3. Karena memgaku mendapat intervensi dari dekan.

Salah satu guru besar Unhas yang mengundurkan diri adalah Prof Siti Haerani. Dalam surat pengundurannya, ia mengaku mendapat tekanan dari Dekan FEB Unhas. Tapi dalam surat pengunduran diri 7 dosen tersebut, hanya menyebut jabatan pelaku. Tidak menyebut nama Dekan FEB.

Jamaluddin Jompa mengaku mahasiswa S3 yang membuat tujuh profesor gerah tetap tidak diluluskan.

Baca Juga: Rektor Unhas: Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bersama 7 Profesor Sudah Berdamai

"Tidak betul. Dekan putuskan yang bersangkutan (mahasiswa) tetap tidak lulus," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu, 2 November 2022.

Jamaluddin juga mengaku sudah memanggil dekan FEB dan guru besar tersebut. Mereka bersepakat sudah berdamai.

Kata Jamaluddin, Guru besar Unhas mengundurkan diri karena masalah internal dengan Dekan. Bukan soal mahasiswa yang diluluskan.

"Baru saja mereka berdamai. Kita cari solusinya. Masalahnya juga sudah lewat," ungkapnya.

Sebelumnya, Haerani memgaku diminta oleh Dekan FEB meluluskan salah satu mahasiswa program S3. Padahal, tidak memenuhi syarat sama sekali.

Baca Juga: Wakil Rektor Unhas: Pengunduran Diri 7 Profesor Masalah Internal Program Studi Manajemen

"Saya menyatakan tidak bersedia mengajar, membimbing dan menguji mahasiswa S3 Program Doktor Ilmu Manajemen (kecuali membimbing dan menguji mahasiswa yang merupakan penugasan sebelumnya)," tulis Haerani.

Ia mengatakan mahasiswa tersebut tidak pernah mengikuti perkuliahan. Bahkan tidak mengerjakan tugas dan tidak ikut ujian.

Tidak ada pula komunikasi dengan dosen, baik melalui chat WhatsApp pribadi maupun group untuk menyampaikan alasan ketidakhadirannya pada perkuliahan. Padahal kuliah juga digelar secara online.

"Justru yang sibuk mencarikan alasan yang tak masuk akal dan mengada-ada adalah Dekan FEB sendiri," sebutnya dalam surat pengunduran diri.

Kontributor: Lorensia Clara Tambing

Load More