SuaraSulsel.id - Tiga mahasiswi Universitas Bosowa (Unibos) Makassar jadi korban pelecehan seksual. Peristiwa itu terjadi pada saat mereka melaksanakan studi kerja lapangan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Korban berinisial DC (22), DR (20) dan ED (21) direkam secara diam-diam oleh seorang pemuda berinisial AP. Pelaku diketahui menyembunyikan telepon genggamnya di kamar mandi dan mengambil video korban.
AP adalah anak pemilik rumah dari tempat mahasiswa tersebut tinggal sementara. Kasus ini juga sudah dilaporkan ke polisi setempat di Kelurahan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Gowa.
Korban DC (21) mengaku aksi pelaku ketahuan saat mereka sedang mandi pada Minggu, 17 Oktober 2022. Tiba-tiba HP milik AP berdering.
Mereka baru sadar ternyata sedang direkam diam-diam. DC mengatakan tidak tahu pasti sejak kapan AP melakukan aksinya.
"Ternyata di situ kami sudah direkam oleh anak pemilik rumah yang kami tempati tinggal selama ini," ujarnya, Rabu, 19 Oktober 2022.
Usai kejadian itu, para korban melapor ke orang tua pelaku. Mereka juga memutuskan melaporkan AP ke polisi.
Namun saat dilapor, AP malah membawa warga satu kampung ke kantor polisi. Mahasiswa juga diancam.
"Salah satu teman saya mengamuk dan memukul pelaku. Itu yang membuat dia (pelaku) keberatan. Makanya saat kami ke polres Gowa, dia datang membawa massa orang di kampung situ," keluhnya.
Baca Juga: Dakwaan Brigjen Hendra Soal Skenario Baku Tembak Ferdy Sambo Sebut Nama Brigjen Ahmad Ramadhan
Ketiga korban diketahui tertahan di kantor polisi hingga malam hari. Saat mereka hendak pulang, massa mencekalnya.
Para korban dibolehkan pulang jika mencabut laporan. Kata DC, mereka dipaksa untuk berdamai.
Sementara, korban lainnya ED mengatakan mereka sebenarnya enggan berdamai. Namun pihak kepolisian menyarankan agar sebaiknya menempuh jalan damai.
Saran damai itu diusulkan polisi agar para korban bisa pulang. Karena massa bertahan di kantor polisi hingga dini hari.
"Kami diancam sama AP, katanya kalau tidak mau berdamai kami tidak diizinkan pulang. Itu pun massa berjaga hingga pukul 02.00 Wita, dini hari," ujarnya.
Terpaksa, kata ED, mereka dengan berat hati menandatangani surat perdamaian tersebut. Apalagi mereka diancam akan digebuk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Rumah Ludes Dijarah Massa, Harta Nafa Urbach Tembus Rp20 Miliar Tanpa Utang
Pilihan
-
Diplomat RI Tewas Ditembak di Peru: Pemerintah Bilang Perampokan, Netizen Malah Bahas Konspirasi!
-
Komnas HAM Pastikan Ada Pelanggaran HAM di Kasus Rantis Brimob Lindas Affan Kurniawan
-
Curahan Hati Menkeu Sri Mulyani, Lukisan Berharganya Raib Dijarah
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Lagi Jadi Rp 2.035.000 per Gram
-
Pemain Keturunan Seharga Rp1 Triliun Tiba-tiba Bahas Persib Bandung
Terkini
-
Enam Bakal Calon Rektor Unhas Periode 2026-2030
-
Provokator Pembakaran Gedung DPRD Makassar dan Sulsel Ditangkap
-
Pemprov Sulsel dan BPN Sinergi Percepat Reforma Agraria
-
Anggota DPRD Sulsel Akan Berkantor di Sudiang
-
Makassar Gegap Gempita! Pasar Lokal UMKM Vol.5: Perempuan Berdaya & Keluarga Ceria di Phinisi Point