Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 18 Oktober 2022 | 17:00 WIB
Ilustrasi: Lokasi penemuan 7 Janin bayi hasil aborsi di Kota Makassar [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara Tambing]

Dari bulan January, terdakwa berpamitan hendak liburan. Namun selama enam bulan itu, ia tidak kembali lagi.

"Karena kan menunggak sampai 6 bulan, ndak ada berita, ndak ada respon. Saya buka itu kosannya karena ada yang mau tempati kamarnya. Ditanya (hakim), apakah pacarnya pernah datang?, (saya jawab) ndak pernah. Kalau laki-laki ndak pernah datang ke kosan," ungkapnya.

Saat kamar terdakwa dibuka, ada sebuah kardus yang dililit penuh menggunakan lakban. Kata Nugrah, kardus tersebut baunya seperti terasi kering.

Awalnya Nugrah mengira bau busuk itu berasal dari sisa makanan. Namun karena penasaran, ia memberanikan diri membuka kardus tersebut.

Baca Juga: Perpustakaan Digital di Pelabuhan Makassar Terbuka Untuk Umum

"Waktu dibuka, waktu saya buka awalnya hanya bau terasi kering. Cuma pas dibuka yang rantang makanan itu bau menyengat. Bau bangkai," jelasnya.

Setelah diperiksa, isinya ternyata janin yang sudah busuk. Ia lalu memanggil warga lain untuk membukanya.

Awalnya Nughrawaty mengaku hanya melihat satu janin dalam kardus tersebut. Ada pula tanah dan parang.

Namun saat diperiksa oleh tim forensik, ada tujuh janin yang disimpan di tempat makanam itu. Ada yang bentuknya tinggal tanah dan tulang.

"Yang saya lihat saya kira cuma satu. Ternyata pas diambil oleh forensik dibawa ke RS Bhayangkara, ternyata ada tujuh," kata Nughrawaty.

Baca Juga: Program "Ojol Day" Makassar Membantu Mitra dan Jaga Kondisi Low Carbon Pakai Motor Listrik

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More