Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 12 September 2022 | 19:26 WIB
Ilustrasi police line [Shutterstock]

SuaraSulsel.id - Warga Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan penemuan mayat pada Minggu 11 September 2022.

Mayat berjenis kelamin perempuan itu ditemukan warga di Sungai Bianglie, Kecamatan Eremerasa. Belakangan diketahui korban bernama Misna (16) yang dikabarkan hilang sudah 10 hari.

Kerabat korban, Rani Liling mengaku korban sudah 10 hari dicari karena menghilang tiba-tiba. Ia awalnya diduga dibawa lari oleh kekasihnya.

"Hilang sejak 1 September. Sejak pamit ke sekolah saat itu tidak pernah lagi ada kabarnya sampai ditemukan (meninggal)," katanya Senin (12/9/2022).

Baca Juga: Viral Puan Maharani Rayakan Ultah di Sidang Paripurna, Anggota DPR: TIdak Langgar Kode Etik

Rani mengaku mendapat informasi kabar ponakannya itu meninggal. Saat ditemukan warga sekitar, sejumlah bagian tubuhnya sudah tidak utuh.

Keluarga menduga Misna adalah korban mutilasi. Sebab, bagian kakinya terlepas, sementara kulitnya seperti disayat. Ternyata terduga pelakunya tak lain adalah kekasih korban. Saat ini sudah diamankan oleh polisi.

"Sudah tertangkap. Pacarnya sendiri. Alasannya hanya karena cemburu," ungkapnya.

Kapolres Bantaeng AKBP Andi Kumara menjelaskan kronologi kasus tersebut. Kata Andi, korban ditemukan pertama kali oleh warga yang hendak buang air besar di sungai.

Namun warga mencium bau yang tidak sedap di area tersebut. Sumber bau ternyata berasal dari potongan kaki korban di sekitar lokasi.

Baca Juga: Polisi Ungkap Pencuri Brankas Dara Arafah Pernah Terlibat Kasus Serupa, Korbannya Jennifer Dunn

"Pertama ditemukan itu potongan kaki, lalu dilaporkan ke polisi. Kita olah TKP dan menemukan tubuhnya," ujar Andi.

Andi menjelaskan, pelakunya adalah kekasih korban, berinisial A (17). Ia mengaku tega menghabisi nyawa kekasihnya karena cemburu.

"Pelaku dan korban menjalin hubungan asmara. Pelaku tahu (korban) punya pasangan lain, di insta story, ternyata punya pacar lagi. Pelaku minta ketemu untuk klarifikasi dan janjian di lokasi tersebut," jelasnya.

Pelaku dan korban lalu janjian bertemu di lokasi kejadian. Saat ketemu, pelaku meminta untuk berhubungan badan tapi ditolak.

Pelaku kemudian emosi dan mencekik korban. Setelah itu, kepala korban dipukul berulang kali menggunakan batu.

"Ini baru pengakuan awal. Kata pelaku, ia pengen dilayani berhubungan intimlah, tapi korban tidak mau. Jadi korban dicekik lalu dipukul dengan batu," bebernya.

Untuk memastikan lagi bahwa korban sudah meninggal, pelaku lalu memotong kaki korban menggunakan batu pipih.

"Pelaku mengakui telah memotong kaki korban menggunakan batu pipih dan dipisahkan dari badan. Motifnya karena emosi, geram sampai potong kaki," katanya.

Andi mengaku pelaku dan korban masih duduk di bangku sekolah. Mereka menjalin hubungan asmara baru dua bulan lebih.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More