SuaraSulsel.id - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat mulai menerapkan sekolah lima hari per minggu. Untuk seluruh jenjang pendidikan. Guna meningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi antara peserta didik dengan keluarga.
"Sekolah lima hari seminggu ini mulai diterapkan mulai hari ini dan akan dievaluasi akhir semester ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pariaman Kanderi di Pariaman, Senin 5 September 2022.
Kebijakan tersebut berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Pariaman Nomor: 420/1745/DIKPORA - 2022 tentang Penyelenggaraan Pendidikan pada Satuan Pendidikan di Pariaman.
Kanderi menyampaikan tujuan dari kebijakan tersebut tidak saja meningkatkan pendampingan kepada siswa khususnya ibadah salat Jumat, Zuhur dan Ashar namun juga memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menjalin interaksi dan komunikasi dengan anaknya.
"Jadi orang tua memiliki waktu yang cukup untuk memahami anak-anaknya," katanya.
Menurutnya kebijakan tersebut cocok dengan kondisi Pariaman yang merupakan kota wisata. Sehingga anak dan orang tua dapat membantu mewujudkan peningkatan pariwisata di daerah itu.
Ia mengatakan penerapan sekolah sehari penuh atau 'full day school' tersebut tidak pertama dilakukan di provinsi itu namun juga daerah lainnya di antaranya Kota Payakumbuh.
Meskipun Pariaman bukan yang pertama namun dalam penerapannya Pemkot setempat tetap melakukan kajian mendalam sebelum kebijakan itu diterapkan serta evaluasi yang akan dilakukan akhir semester.
Adapun jadwal belajar di Pariaman saat ini yaitu mulai dari pukul 07.30 WIB sampai sekitar pukul 13.00 WIB untuk SD, sampai sekitar pukul 15.10 WIB untuk SMP, dan sampai sekitar pukul 15.10 WIB untuk SMA.
Sementara itu, salah seorang orang tua murid di Pariaman Rafkiman meminta Pemkot Pariaman mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. Karena banyak anak-anak yang membantu orang tua sepulang sekolah.
"Selain itu kondisi fisik anak banyak yang tidak mampu sekolah berlama-lama," ujarnya.
Salah seorang orang tua lainnya di Pariaman Darmansyah mendukung kebijakan tersebut. Karena dapat membantu mengurangi penggunaan gawai oleh anak untuk bermain game.
Menurutnya dengan Sabtu dan Minggu libur maka orang tua dapat mengontrol anaknya agar tidak terlalu lama bermain gawai dan mengenalnya lebih baik lagi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Rp100 Ribu per Tabung! Untung Besar Pengoplos Gas Subsidi di Gowa
-
Cek Fakta: Viral Beras SPHP Meledak Saat Dimasak, Benarkah Plastik?
-
'Saat Pandemi Kami Hampir Mati, Sekarang Dimatikan Birokrasi': 8 Tuntutan Nakes Sulsel
-
Siapa Layak Pimpin Unhas? UGM Uji Kemampuan 6 Bakal Calon Rektor
-
Aplikasi Ini Bikin Warga Sulsel Lebih Mudah Akses Produk Hukum?