SuaraSulsel.id - Wahdah Islamiyah menggelar Dialog Kebangsaan bertema "Dengan Taqwa dan Komitmen pada Konstitusi serta Hukum yang Berlaku Kita Wujudkan NKRI Jaya dan Harmoni" di aula Asrama Putri Kampus Sekolah Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar, pada Jumat (18/8/2022). Dihadiri pula oleh para kader ormas, simpatisan, dan tokoh-tokoh publik.
Salah satu sosok yang diundang adalah Kasubdit Kontra Ideologi Ditcegah Densus 88 AT Polri. Kombes Pol. Ponco Ardani. Ia memaparkan definisi radikalisme dan terorisme serta solusi agar tidak terpapar, salah satunya melalui kegiatan sosialisasi di tengah masyarakat.
“Jika diibaratkan seperti pohon, maka sudah jelas, akarnya itu adalah intoleransi. Tidak mau menyatu dengan segala perbedaan, dan selalu menyalahkan orang lain. Ketika intoleransi itu semakin dipelihara. Maka tumbuhlah batang radikalisme. Dan ketika semakin parah, maka mulai berubah menjadi aksi teror, yang kita sebut terorisme,” terangnya.
Petinggi Densus 88 ini juga menyampaikan pesan bahwa fokus negara dalam menangani terorisme dan radikalisme saat ini bukan saja pada pemidanaan, tapi juga kepada bagaimana membangkitkan kembali nilai-nilai moral dan nilai-nilai agama luhur yang sudah tertanam dalam batin para pelakunya.
“Kita sudah berusaha memahamkan 3000-an orang. Yang kita luruskan adalah pemahamannya, sebab tindakan teror ini bermula karena rusaknya pemahaman seseorang terhadap komitmen kebangsaannya,” imbuhnya.
Ia juga mengajak agar kepada setiap warga negara untuk berikhtiar menjaga bangsa ini dari bahaya radikalisme. Dalam penyampaiannya juga, Ia tak lupa mengutip beberapa ayat di dalam Al-Qur’an yang berkesesuaian dengan pancasila.
"Sila pertama itu sesuai dengan surah Al Ikhlas ayat 1, sila kedua sesuai dengan surah An Nisa ayat 135, sila ketiga sesuai dengan surah Al Hujurat ayat 13, sila keempat sesuai dengan surah Asy Syuro ayat 38 dan sila kelima sesuai dengan surah An Nahl ayat 90,” terangnya.
Dalam menanggulangi aksi teror, Kombes Pol Ponco mengatakan harus adanya upaya membangun kesadaran kolektif seperti melakukan pengawasan perubahan sosial di lingkungan masyarakat, melindungi masyarakat yang rentang terpapar, menjaga toleransi dan moderasi beragama, aktif menyebarkan konten moderat di media sosial, waspada hoax, kritis dan teliti terhadap sumber informasi, serta tetap ikut mengkontra konten radikal yang tersebar di masyarakat.
“Radikalisme dan terorisme adalah kejahatan luar biasa dan butuh penanganan serius karena ini berasal dari pola pikir dan keyakinan, utamakan pencegahan,” pesannya, saat ia mengutip perkataan Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri.
Menurutnya dalam sejarah, jilbab pernah tabu dalam kepolisian utamanya wanita. Tapi akhirnya sekarang kan dilegalkan, dan kita bisa berkaca dari situ.
Perempuan-perempuan yang bergabung di yayasan atau organisasi melakukan sosialisasi, dan itu dalam segi komunitas.
“Dan untuk secara pribadi, kita harus menunjukkan bahwa kita yang bercadar ini adalah wanita-wanita yang tangguh, hebat dan wanita-wanita yang cintah tanah air, cinta keluarga. Itu tunjukkan kepada masyarakat sekitar minimal, dan dari situ nanti akan berkembang dan menjadi sesuatu yang bagus dan akhirnya akan seperti tadi, ketika jilbab menjadi tabu, malah menjadi idola dan menjadi kebanggaan,” tegasnya.
Dalam closing statementnya, Kombes Pol Ponco mengatakan bahwa Wahdah Islamiyah sudah lulus dari ujian dalam kesetian terhadap bangsa dan Negara.
Dengan berbagai fitnah seperti tuduhan organisasi teroris dan lainnya.
“Kepada anak-anak muda dan pengurus dari Wahdah ini, ibaratnya ujian sudah lulus. Kenapa lulus? Karena Prof Mahfud telah datang kesini dan saya berani terbuka datang kesini. Artinya fitnahnya sudah berlalu, jadi bapak-bapak ibu-ibu sudah ter uji, karena dulu kita datang kesini ngak ngomong (sembunyi), kita foto ustadz-ustadznya, kita profil rumahnya dimana, itu dulu. Tapi sekarangkan sudah ter uji. Harapan kami, mari kita jaga intoleran itu tadi dan kita mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat dan secara masyarakat Indonesia. Mudah-mudahan dengan kontribusi dari bapak Ibu sekalian, itu salah satu yang akan dikenang oleh bangsa ini,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Hasto PDIP Beri 'Wejangan' ke Anak Muda di Makassar: Jangan Mudah Dikooptasi
-
Ambisi Alex Tanque Pertahankan Performa Hattrick Saat Tantang Persis Solo
-
Dari Kaset Langka Hingga Kolaborasi Mengejutkan: Momen Paling 'Memorable' di Soundrenaline Makassar
-
Yuran Fernandes Comeback, PSM Makassar Bidik Kebangkitan di Parepare
-
PSM Makassar Mengamuk di Parepare: Hajar PSBS Biak 5-0, Alex Tanque Hattrick!
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Sulsel Sabet Penghargaan Terbaik I Swasti Saba Kabupaten Kota Sehat 2025
-
Ira Puspadewi: Terima Kasih Bapak Presiden Prabowo
-
Seluruh Rumah di Makassar Wajib Punya Tempat Pemilahan Sampah, Ini Alasannya!
-
Modus Licik Pengurus BAZNAS Enrekang Korupsi Dana Fakir Miskin, 4 Orang Tersangka
-
Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?