Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 10 Agustus 2022 | 17:51 WIB
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Wajo, Selasa 29 Maret 2022 [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Sengketa pembangunan rel kereta api jalur Makassar-Maros ditanggapi oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Ia meminta masalah ini dikomunikasikan dengan baik.

Sudirman mengatakan usulan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto soal rel elevated atau melayang sebenarnya bagus. Apalagi mempertimbangkan soal aspek banjir.

Hanya saja, hal itu perlu diuji. Apalagi, Balai Kereta Api juga mengantongi izin analisis dampak lingkungan atau Amdal dari proyek tersebut.

"Amdal hanya bisa diuji dengan amdal. Maksudnya teknis juga sama teknis, dong. Kalau anda ingin menguji sesuatu, tidak boleh dengan statement, tapi harus dengan scientific (ilmiah)," kata Sudirman saat ditemui di hotel Fourpoint Makassar, Rabu, 10 Agustus 2022.

Baca Juga: Anggota DPR RI Minta Hentikan Polemik Pembangunan Rel Kereta Api Maros - Makassar

"Kalau saya sih, sebenarnya (usulan) pak Wali Kota itu baik. Tinggal komunikasi dengan Balai (BPKA) karena urusan teknis itu (di) Balai. Bukan ke kami," lanjutnya.

Sudirman menjelaskan persoalan teknis pekerjaan bukan tanggung jawab Pemprov Sulsel. Pihaknya hanya menetapkan lokasi (Penlok).

Penlok tersebut sudah ditetapkan baru-baru ini. Nantinya, jalur kereta api dari Maros akan melewati dua desa di Kabupaten Maros, dan empat kelurahan di Kota Makassar.

Menurut Sudirman, jika jalur rel di Kabupaten Maros ada yang dibuat melayang, maka Kota Makassar bisa melakukan komunikasi ke Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Agar dibangunkan yang serupa.

Ia menegaskan Pemprov Sulsel tidak pernah mengurusi soal rel. Apakah harus dibuat melayang atau di atas tanah.

Baca Juga: Alasan Lain Wali Kota Makassar Tolak Lintasan di Atas Tanah: Hindari Warga Ditabrak Kereta Api

Yang jelas, kereta api terbangun di Sulawesi Selatan. Karena itu merupakan proyek strategis nasional (PSN).

Ia tak ingin masalah rel membuat pekerjaan berhenti. Apalagi sudah ada anggaran yang dikucurkan pemerintah.

"Kalau Maros bisa elevated, Makassar harus lobi juga kalau mau. Karena bukan saya yang bantu itu Maros untuk elevated atau tidak, tapi mereka sendiri yang diskusi," ungkapnya.

Menutut Sudirman, masalah ini bisa diselesaikan dengan diskusi terbuka. Apalagi budaya Sulawesi Selatan adalah Sipakatau.

"Tinggal open discussion (diskusi). Silahkan kajian dengan kajian. Kalau Maros bisa dikasih (elevated) kenapa Makassar tidak," kata Sudirman.

Seperti diketahui, sengkarut pembangunan jalur rel kereta api untuk jalur Maros-Makassar belum menemui titik terang hingga kini. Pemerintah Kota Makassar dan Kementerian Perhubungan saling silang pendapat.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menginginkan agar jalur rel ke Makassar dibuat elevated atau melayang. Ia khawatir, jika menggunakan konsep at grade atau di atas tanah, maka akan menimbulkan banjir.

Menurutnya, hal tersebut sudah terlihat di Kabupaten Barru. Kata Danny, setiap tahunnya, banjir terjadi karena dampak dari rel yang dibangun secara at grade.

"Saya hanya membela masyarakat Kota Makassar, karena saya tahu persis (soal tata ruang)," ujarnya.

Ia mengaku akan menyurati Kementerian Perhubungan soal ini. Ia juga sudah berkonsultasi dengan DPRD untuk menyikapi pembangunan kereta api di Makassar.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More