SuaraSulsel.id - Sengketa pembangunan rel kereta api jalur Makassar-Maros ditanggapi oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Ia meminta masalah ini dikomunikasikan dengan baik.
Sudirman mengatakan usulan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto soal rel elevated atau melayang sebenarnya bagus. Apalagi mempertimbangkan soal aspek banjir.
Hanya saja, hal itu perlu diuji. Apalagi, Balai Kereta Api juga mengantongi izin analisis dampak lingkungan atau Amdal dari proyek tersebut.
"Amdal hanya bisa diuji dengan amdal. Maksudnya teknis juga sama teknis, dong. Kalau anda ingin menguji sesuatu, tidak boleh dengan statement, tapi harus dengan scientific (ilmiah)," kata Sudirman saat ditemui di hotel Fourpoint Makassar, Rabu, 10 Agustus 2022.
Baca Juga: Anggota DPR RI Minta Hentikan Polemik Pembangunan Rel Kereta Api Maros - Makassar
"Kalau saya sih, sebenarnya (usulan) pak Wali Kota itu baik. Tinggal komunikasi dengan Balai (BPKA) karena urusan teknis itu (di) Balai. Bukan ke kami," lanjutnya.
Sudirman menjelaskan persoalan teknis pekerjaan bukan tanggung jawab Pemprov Sulsel. Pihaknya hanya menetapkan lokasi (Penlok).
Penlok tersebut sudah ditetapkan baru-baru ini. Nantinya, jalur kereta api dari Maros akan melewati dua desa di Kabupaten Maros, dan empat kelurahan di Kota Makassar.
Menurut Sudirman, jika jalur rel di Kabupaten Maros ada yang dibuat melayang, maka Kota Makassar bisa melakukan komunikasi ke Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Agar dibangunkan yang serupa.
Ia menegaskan Pemprov Sulsel tidak pernah mengurusi soal rel. Apakah harus dibuat melayang atau di atas tanah.
Baca Juga: Alasan Lain Wali Kota Makassar Tolak Lintasan di Atas Tanah: Hindari Warga Ditabrak Kereta Api
Yang jelas, kereta api terbangun di Sulawesi Selatan. Karena itu merupakan proyek strategis nasional (PSN).
Ia tak ingin masalah rel membuat pekerjaan berhenti. Apalagi sudah ada anggaran yang dikucurkan pemerintah.
"Kalau Maros bisa elevated, Makassar harus lobi juga kalau mau. Karena bukan saya yang bantu itu Maros untuk elevated atau tidak, tapi mereka sendiri yang diskusi," ungkapnya.
Menutut Sudirman, masalah ini bisa diselesaikan dengan diskusi terbuka. Apalagi budaya Sulawesi Selatan adalah Sipakatau.
"Tinggal open discussion (diskusi). Silahkan kajian dengan kajian. Kalau Maros bisa dikasih (elevated) kenapa Makassar tidak," kata Sudirman.
Seperti diketahui, sengkarut pembangunan jalur rel kereta api untuk jalur Maros-Makassar belum menemui titik terang hingga kini. Pemerintah Kota Makassar dan Kementerian Perhubungan saling silang pendapat.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Kejati Sulsel Selidiki Dugaan Korupsi Program Revitalisasi Kampus UNM Rp87 Miliar
-
Lukisan Purba di Goa Leang-leang Maros Masuk Buku Sejarah Indonesia
-
Polisi Tahan 2 Dosen Perguruan Tinggi Negeri di Makassar, Dugaan Pelecehan Seksual
-
BRI: Sektor UMKM Mencakup lebih dari 97% dari 65 Juta Pelaku Usaha, Berkontribusi 61% pada PDB
-
UMKM Kuliner Naik Kelas, Binaan BRI Sukses Ekspor Berkat Strategi Pasar Tepat