Tak butuh waktu lama. Pembangunan masjid selesai pada tahun 1949 dan diresmikan pada tanggal 27 Mei, di tahun yang sama.
Saat itu, kata Syahril, semua masjid-masjid kecil di Kota Makassar ditutup. Seluruh umat islam diminta untuk pindah beribadah di masjid Raya Makassar.
Selain untuk tempat ibadah, masjid raya juga dijadikan markas pertemuan para pejuang kemerdekaan.
Parah mubaligh lalu diminta menerjemahkan ayat-ayat suci Alquran tentang kemuliaan kemerdekaan dan jahatnya penjajahan. Hal tersebut sebagai penyemangat bagi umat muslim untuk mengusir KNIL.
Baca Juga: Bacaan Doa Qunut dan Artinya untuk Salat Subuh
Rupanya perkumpulan itu membuat Belanda gusar. Mereka terganggu dengan adanya perkumpulan para jemaah setiap hari.
"Makanya masjid ini dikenal pula sebagai masjid perjuangan. Karena di tempat ini ada semangat bersatu untuk melawan Belanda saat itu," jelas Syahril.
Puncaknya pada tahun 1950. Ulama Muchtar Luthfi yang juga ketua panitia pembangunan didaulat untuk memimpin salat Jumat. Isi khotbahnya mengurai tentang semangat perjuangan dan proklamasi.
Muchtar Lutfi menyerukan ke jemaah agar memboikot semua kebutuhan KNIL. Termasuk melarang warga untuk menyuplai makanan ke markas pasukan tentara Belanda itu.
Keesokan harinya, Muchtar Lutfi ditembak mati di kediamannya Jalan Gunung Batu Putih - Sekarang dikenal jalan Muchtar Lutfi - Sesaat setelah Muchtar Lutfi menunaikan salat subuh.
Baca Juga: Terungkap! Deddy Corbuzier Tidur Cuma 4 Jam Sehari, Warganet Ingatkan Salat Subuh
"Pas dia menoleh ke jendela, ditembak di bagian kepala. Memang sudah diintai oleh Belanda saat itu," ungkapnya.
Wafatnya Muchtar Lutfi justru menjadi penyemangat bagi umat Islam untuk mengusir penjajah dari Sulawesi Selatan. Untuk mengenang jasanya, pemerintah mengabadikan namanya sebagai nama jalan.
Dikunjungi Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto
Masjid ini juga pernah didatangi Presiden RI, Soekarno pada tahun 1957. Kunjungannya untuk membujuk pimpinan Darul Islam-Tentara Islam Indonesia (DI-TII) Kahar Muzakkar kembali bergabung dengan Indonesia.
Presiden selanjutnya yakni Soeharto juga pernah berkunjung. Saat itu ia membawa bantuan untuk renovasi masjid sebesar Rp50 juta.
Kata Syahrir, masjid ini sudah mengalami renovasi besar-besaran hingga tiga kali. Masjid yang awalnya berbentuk pesawat dirombak karena konstruksinya cepat lapuk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
Serangan Israel di Gaza Renggut Nyawa Direktur RS Indonesia, Militer Zionis Incar Tenaga Medis
-
6 Rekomendasi HP Murah 1 Jutaan dengan RAM 8 GB, Kamera Terbaik 50 MP!
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
5 Rekomendasi Parfum Murah Wangi Tahan Lama, Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa
-
APBN Bakal Tekor Imbas Beban Subsidi Listrik Terus Melonjak
Terkini
-
Gubernur Sulsel Surati Prabowo, Minta Evaluasi Tambang Emas Raksasa di Luwu
-
Polisi Sebut Korban Tewas di Bulukumba Perakit Bom
-
SPMB Jalur Calo? Dinas Pendidikan Makassar Beri Jawaban Tegas
-
Produktivitas Klaster Susu Ponorogo Meningkat Berkat Dukungan BRI
-
Bom Ikan Meledak Tewaskan Pemilik Rumah di Bulukumba