SuaraSulsel.id - Masjid Raya Makassar mencatat sejarah panjang kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Perjuangan rakyat Sulawesi Selatan mengusir penjajah.
Memiliki sejumlah kerajaan di masa lampau, membuat Sulawesi Selatan turut tampil sebagai salah satu daerah yang berjuang melawan penjajahan.
Sejumlah pertempuran merebut kemerdekaan tercatat di daerah ini. Sederet perjuangan itu meninggalkan jejak yang tersisa.
Salah satunya adalah Masjid Raya Makassar. Tak banyak yang tahu, masjid ini ternyata punya sejarah panjang di era kolonial.
Baca Juga: Bacaan Doa Qunut dan Artinya untuk Salat Subuh
Jauh sebelum masjid berdiri, lokasi berdirinya masjid dulunya tanah lapang yang dikuasai Belanda bernama Het Gouvememet Van Nederlansche.
Tanah lapang itu pernah jadi markas sepak bola klub di Sulsel, Sport Vereeniging Excelsior.
Namun pada saat Indonesia dinyatakan merdeka, lokasi tersebut diambil alih oleh negara. Rencana pembangunan masjid kemudian mulai dicetuskan.
"Pertama kalinya diprakarsai oleh Anregurutta Kyai Haji Ahmad Bone namanya," ujar Imam Masjid Raya Makassar, Muhammad Syahril, Selasa,2 Agustus 2022.
Kata Syahril, saat itu dibentuk panitia pembangunan masjid. Ketuanya adalah Muchtar Luthfie, seorang Kiai asal Sumatera Barat.
Baca Juga: Terungkap! Deddy Corbuzier Tidur Cuma 4 Jam Sehari, Warganet Ingatkan Salat Subuh
Ada pula 27 orang lainnya yang juga terlibat, termasuk diantaranya ada orang Belanda dan juga keturunan Tionghoa. Namanya Dr J. Van Der Zwaal, Mr Teng Tjin Leng dan The Peng Joe.
"Karena mereka yang dianggap paling paham soal pembangunan saat itu. Nama-namanya ada ditulis di prasasti masjid," ungkapnya.
Proses pembangunan dimulai pada tahun 1947. Saat itu Indonesia sudah merdeka. Namun Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau KNIL masih hendak berkuasa.
Panitia kemudian menggelar lomba sayembara untuk desain bangunannya. Diikuti oleh banyak seniman dan arsitektur terkemuka di Indonesia, pemenang sayembara desain ini dimenangkan oleh Muhammad Soebardjo.
Awalnya, kata Syahril, desain masjid dibuat mirip pesawat B29. Sang arsitek, Soebardjo terinspirasi dari pesawat bomber kelas berat Amerika yang selalu melintas di langit kota selama perang dunia ke II.
"Bentuknya pesawat pengebom B29. Yang saya lihat dari fotonya agak memanjang. Di bagian tengah ada seperti taman," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
Pilihan
-
Bukan Patrick Kluivert, Ini Pelatih yang akan Gembleng Mauro Ziljstra dalam Waktu Dekat
-
Tewas di Usia Muda, Diogo Jota Baru Menikah 2 Minggu Lalu, Tinggalkan 3 Anak
-
Detik-detik Diogo Jota Tewas, Mobil Hilang Kendali Lalu Terbakar Hebat di Jalan
-
Siapa Diogo Jota? Penyerang Liverpool Baru Meninggal Dunia Sore Ini karena Kecelakaan Maut
-
Indonesia Borong Energi AS Senilai Rp251 Triliun Demi Hindari Tarif Tinggi
Terkini
-
5 Rumah Adat Sulawesi Selatan: Dari Tongkonan Mendunia Hingga Langkanae Penuh Filosofi
-
Gubernur Sulsel Surati Prabowo, Minta Evaluasi Tambang Emas Raksasa di Luwu
-
Polisi Sebut Korban Tewas di Bulukumba Perakit Bom
-
SPMB Jalur Calo? Dinas Pendidikan Makassar Beri Jawaban Tegas
-
Produktivitas Klaster Susu Ponorogo Meningkat Berkat Dukungan BRI