Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 11 Juli 2022 | 12:40 WIB
Ilustrasi pengantin wanita. (Pixabay/Free-Photos)

SuaraSulsel.id - Meski tegar menerima perlakuan tidak manusiawi. Dari mantan pacar. Seorang perempuan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, masih terus berjuang mencari keadilan.

Bukan untuk diri dan keluarganya. Tapi untuk masa depan anaknya.

Anaknya susah mendapatkan akte kelahiran, asuransi kesehatan, dan terancam tidak bisa sekolah. Jika mantan pacarnya tidak mau bertanggung jawab.

Seorang pengantin perempuan berinisial NW menceritakan kisah pilu yang dialaminya di media sosial. Korban warga Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, ditinggal oleh calon suaminya sebelum acara pernikahan.

Baca Juga: Pengantin Pria Kabur di Hari Pernikahan Tamu Undangan Sudah Berdatangan, Pengantin Perempuan: Hari Kehancuran Saya

Kisahnya viral setelah korban NW curhat di twitter. Ia menceritakan awal mula mengenal calon suaminya. Hingga ditinggal saat hari H pernikahan.

NW mengaku mengenal kekasihnya GA pada bulan Februari 2020 lalu. Dia adalah sosok yang baik.

Awalnya semua berjalan biasa saja, seperti pasangan pada umumnya. Bahkan sebelum berpacaran, GA meminta restu orang tua NW terlebih dahulu.

"Tapi saya tidak menyangka laki-laki yang sangat saya percaya dan tampaknya seolah-olah tidak mau kehilangan saya malah pergi tanpa alasan yang jelas," ujarnya.

Di tengah perjalanan kisah cinta itu, NW hamil. Mereka lalu merencanakan pernikahan pada bulan Agustus 2021.

Baca Juga: Ngontrak di Daerah Cikarang, Perempuan Ini Rekam Aksi Pemuda Gedor Pintu Demi 'Uang Keamanan'

Masalah mulai muncul. Mereka kerap berselisih paham. GA bahkan menghilang tanpa kabar selama dua hari.

Tiba-tiba GA menghubungi NW dan menanyakan dokumen apa yang akan dipersiapkan untuk pernikahan mereka. Kata NW, komunikasi mereka mulai membaik saat itu.

"Kami mulai membahas masalah rencana resepsi, undangan dan pakaian pengantin yang akan kami gunakan pada hari bahagia itu. Dia menyetujui semuanya," lanjutnya.

GA bahkan menjanjikan berbulan madu ke Bali. Ia juga mengajak NW untuk tinggal terpisah dari orang tua setelah menikah.

NW lalu mendaftarkan pernikahannya ke KUA di Bulukumba. Undangan juga sudah tersebar. Begitu pun dengan dekorasi pelaminan dan pakaian pengantin sudah disewa.

Tiba-tiba, NW mendapat pesan singkat dalam bentuk rekaman suara (voice note) dari GA. Isinya, "Uang panainya sudah kamu terima toh yang dari mama saya. Saya tidak mau nikah sama kamu, saya tidak mau datang."

Load More